Damai.
Yang Sunghoon rasakan ketika ia membuka matanya menatap lurus pada langit-langit kamarnya.
Ia tak ingat kapan ia tertidur.
Ah... Memang tak ada yang mampu melekat pada ingatannya selain rasa sesak dan perih ditinggal sang kekasih ke hadapan tuhan.
Bahkan, untuk menangis pun ia sudah tak sanggup lagi.
"Jaeyun, aku rindu.."
Grep.
Sebuah tangan mungil melingkar pada pinggangnya.
"Yah... Yah..."
Ah, bahkan ia melupakan sang malaikat kecil yang telah hadir dalam hidupnya saat ini.
Sunghoon bangkit dari tidurnya lalu beralih mengambil bayi kecil itu kedalam peluknya.
"Hihi.. Yah..." Bayi kecil itu tertawa hingga air liurnya menetes.
Sunghoon menarik ulas senyumnya lalu memberikan satu ciuman pada putra kecilnya itu.
toktoktok.
Sunghoon menoleh kearah pintu yang diketuk itu.
"Masuk"
Kemudian pintu kamar itu terbuka.
"Ayah, ayo sarapan nanti dingin" Ucap seorang anak laki-laki yang berusia sekitar lima tahun itu.
Sunghoon kembali tersenyum menatap putra sulungnya itu.
"Iya, ayo" Sunghoon bangkit sambil menggendong bayi kecilnya lalu bergegas menuju ruang makan.
Sesampainya diruang makan, ia kemudian meletakkan bayi kecilnya itu dikursi makan khusus bayi lalu kemudian ia bawa kakinya melangkah mendekat pada sang suami.
Ia peluk tubuh mungil sang suami yang tengah membelakanginya itu seraya mendusal manja disana.
"Rindu..." Lirihnya membuat sang suami terkekeh lalu berbalik membalas pelukannya.
"Yeyun disini... Hoonie mimpi buruk lagi kan?"
Sunghoon mengangguk, seraya mengeratkan peluknya pada suaminya, Jaeyun.
Jaeyun tersenyum seraya mengelus surai milik sang suami.
"Jangan takut, itu semua cuma mimpi. Yeyun disini, selalu disini sama Hoonie." Ucap Jaeyun menenangkan Sunghoon.
Sunghoon semakin mendusal padanya.
Jaeyun tersenyum membiarkan sang suami dalam mode manjanya. Namun detik kemudian ia menyadari saat merasakan ada sesuatu yang mengalir diceruknya.
"Hoonie nangis? Jangan nangis... Yeyun disini... Itu semua cuma mimpi..." Ucap Jaeyun panik seraya mengeratkan peluknya agar Sunghoon tenang.
"Sakit sayang... Tiap kali mimpi itu, semuanya terasa nyata..."
Jaehyun menghela nafas seraya mengulas senyum. Ia longgar kan pelukannya lalu menangkup pipi sang suami. Ia tatap lamat wajah sang suami seraya menghapus jejak air mata disana.
Hatinya ikut merasa sedih setiap kali melihat tangis suaminya yang dihantui mimpi buruk yang sama.
"Yeyun selalu disini sama Hoon, Hoon jangan nangis lagi? Yeyun kapal dan Hoon pelabuhan, sekarang kapal sudah berlabuh di pelabuhan. Nda ada yang perlu ditakutin lagi... Oke?"
Sunghoon mengangguk mengerti lalu kembali memeluk Jaeyun dengan erat.
"Ayah mimpi digigit monster lagi?"
Baik Jaeyun maupun Sunghoon langsung melepas peluknya saat menyadari kelakuan mereka dilihat oleh kedua putranya.
Sunghoon langsung bergegas untuk membasuh wajah sembabnya dikamar mandi, sementara Jaeyun ia langsung menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya.
"Yah... Mam.."
Sunghoon terkekeh menatap putra kecilnya yang tengah disuapi oleh Jaeyun.
Semua rasa sesak seakan menghilang begitu saja kala melihat pemandangan indah ini. Keluarga kecil dengan dua anak yang mirip dengan Jaeyun, seperti khayalannya dulu.
"Jaeyun" Panggil Sunghoon membuat Jaeyun menoleh kearahnya.
"I love you" Bisiknya pada telinga Jaeyun.
Kemudian dirinya tersenyum puas kala melihat wajah cantik itu bersemu merah karna malu.