Eren
2 min readJan 1, 2024

—boss kecil dan calon ayah

Waktu sudah menunjukkan tengah malam, harusnya sekarang baik Sunghoon maupun Jaeyun sudah terlelap dalam tidurnya. Namun kali ini untuk pertama kalinya Sunghoon merasakan ada yang berbeda.

Semenjak usia kandungan Jaeyun memasuki trimester kedua, bayi dalam kandungannya terus bergerak dengan aktif. Hingga sering kali buat Jaeyun meringis merasakan linu dibagian perutnya.

Seperti sekarang, bayi kecil dalam kandungannya terus bergerak menendang-nendang perutnya dari dalam. Jaeyun yang nampaknya sudah tak tahan itupun langsung menangis, merasa tak nyaman.

Semua yang ia lakukan seakan salah dan tak nyaman.

Sunghoon sebagai figur suami siaga itupun turut membantu Jaeyun agar mendapatkan kenyamanannya. Namun nampaknya usahanya nihil, Jaeyun tetap merasa tak nyaman.

hichh.. hichhh Hoonie hichh.. mau peluk..”

“iya sayang, ini aku kan udah peluk kamu” dengan sabar, Sunghoon terus berikan usapan pada perut yang mulai buncit itu.

shhh…” Desis Jaeyun saat merasakan pergerakan dari malaikat kecilnya dari dalam perut.

Sunghoon yang tengah memberikan usapan pun dapat merasakan bagaimana kaki kecil jagoannya menendang dari dalam perut.

Sebagai seorang calon ayah tentu Sunghoon merasa sangat bahagia karna dapat bercengkrama dengan calon buah hatinya, namun disaat bersamaan ia turut merasa prihatin dengan kondisi Jaeyun yang merasa tak nyaman.

Jauh didalam lubuk hatinya, ia merasa sangat bersalah karna menghamili suaminya sendiri.

“Boss kecil kita nakal ya, nendangin perut papa kecil. Boss kecil mau jadi pemain bola juga sayang? Hm? Kayak ayah waktu sekolah dulu — ” ucap Sunghoon tiba-tiba sambil terus mengusap lembut perut buncit Jaeyun.

Perut itu kembali bergerak seakan merespon ucapan Sunghoon.

Sunghoon sontak terkekeh kecil, sementara Jaeyun meringis karna merasakan ngilu pada perutnya.

“Ayah dulu waktu sekolah, suka main bola. Suka nendangin bola kegawang lawan.” Sambung Sunghoon.

“Ayah juga nakal, sering bikin papamu nangis sayang. Sayang jangan mirip ayah ya? Sayangnya ayah, jagoannya ayah, boss kecilnya ayah harus mirip papa.”

Jaeyun yang awalnya menangis, mulai merasa tenang mendengar ocehan ocehan Sunghoon pada perut buncitnya itu.

Matanya menatap bergantian pada suami, dan perut buncitnya itu.

a-aahhh.. dedeknya tendang lagi…” ringis Jaeyun.

Sunghoon pun kemudian mensejajarkan wajahnya dengan perut buncit Jaeyun, menatap perut bulat berisi jagoan kecil itu dengan lamat.

“Jagoan kecil ayah harus mirip papa ya sayang? Jagoan kecilnya ayah harus nurut sama ayah, kayak papa… jagoan kecil ayah ga boleh bikin papa sedih terus kayak ayah..”

“ — ayah yakin, jagoan ayah ngga nakal kayak ayah.” Sambung Sunghoon lalu berikan kecupan pada perut bulat Jaeyun.

Perut itu pun tak lagi bergerak.

Nampaknya jagoan kecil mereka mengerti dengan apa yang diucapkan oleh ayahnya.

“Boss kecil bobo ya didalem sana, jangan rewel lagi. Jangan bikin papa nangis lagi ya kayak ayah. Ayah dan papa sayang kamu, sleep well boss kecil.”

Chup

Terakhir kalinya Sunghoon berikan kecupan pada perut bulat itu, kemudian kembali pada posisi awalnya, tidur berhadapan dengan Jaeyun.

“kenapa cemberut?” Tanya Sunghoon saat melihat raut wajah Jaeyun.

“boss kecilnya pindahin aja ke perut Hoonie ya?”

No responses yet