Eren
2 min readOct 3, 2023
— cabe-cabean

Jevan saat ini tengah asik memainkan ponselnya, hanya sekedar scrolling timeline aplikasi kesukaannya. Hanya untuk sekedar melihat video kucing-kucing lucu sembari menunggu sahabatnya.

Namun dari arah belakangnya terdengar suara ribut dari segerombolan orang-orang yang duduk dibelakangnya. Awalnya Jevan tak ingin mempedulikannya, namun tiba-tiba rasa penasarannya datang kala mendengar gelak tawa yang keras.

“Hahahaha anjing lah, lu tuh cewe ngga ada harga diri banget nembak cowo! Lo pikir San mau sama orang kayak lu!” Seorang wanita berambut panjang tertawa sinis seraya menoyor kepala wanita lainnya dengan kaca mata tebal dan beberapa buku tebal ditangannya.

“lo jangan ngimpi deh bisa dapetin San! Yang ada San jijik liat penampilan lo kayak gini!” Sambung wanita dengan rambut panjang itu.

Melihat hal itu membuat Jevan sedikit jengah, pasalnya wanita berambut panjang itu dan beberapa temannya mencecar wanita dengan kaca mata tebal itu.

“cih, beraninya keroyokan!” Umpat Jevan.

“eh, tapi yang diributin itu cowok yang namanya San, apa jangan-jangan si San bego itu ya?” Gumam Jevan penuh tanya seraya terus menatap kearah gerombolan gadis itu.

“orang kayak lo ga bisa dibiarin! Harus dikasih hukuman!”

“k-kak maaf, ampun!! Jangan apa-apain aku, please…” mohon wanita lugu itu.

“Ana, gunting!”

Jevan semakin jengah dan tak dapat menahan emosinya lagi, ia hampiri gerombolan itu lalu menarik wanita berkaca mata itu menjauh.

“Heh! Woi! Mau kemana lo!”

“diem disana atau gue viralin tingkah kalian yang kayak cabe-cabean gini!” Ancam Jevan sambil mengeluarkan ponselnya dari saku.

“anjing lah!” Umpat salah satu dari mereka lalu meninggalkan warung kopi itu.

“makasih..”

Jevan menoleh kearah wanita disampingnya “hm.. lain kali jangan sampe berurusan lagi sama mereka, kecuali kalo lo bisa lawan mereka.”

“iya kak.. sekali lagi makasih”

“siapa nama lo?” Tanya Jevan penasaran.

“Nama aku Dilla, nama kakak siapa?”

“Jevan — ”

“JEVAN!!” Jevan menoleh ke sumber suara dan mendapati sang sahabat tengah melambaikan tangan kearahnya dari sebrang warung kopi itu.

“gue pulang duluan ya Dilla, lain kali hati-hati! Jangan sampe berurusan lagi sama mereka!” Pamit Jevan.

“i-iya kak, sekali lagi makasih ya..” Ucap Dilla sambil tersenyum manis.

No responses yet