“Mau naik apa lagi sayang?” Sunghoon menoleh pada Jake.
Jake nampak berfikir sambil melihat-lihat sejenak pada beberapa wahana yang belum mereka naiki, namun kemudian pemuda itu melirik pada arloji ditangannya.
Waktu sudah semakin malam, ia tak ingin pulang terlalu larut.
“Bianglala.” Ucap Jake menunjuk pada wahana yang bergerak memutar keatas itu.
“Sekarang? Kamu gamau nyobain yang lain dulu?” Tanya Sunghoon.
Jake menggeleng mantap, lagi pula ia merasa sudah cukup lelah setelah mencoba beberapa wahana dan permainan disini.
Mereka pun segera menghampiri loket pembelian tiket bianglala itu, lalu kemudian ikut mengantri bersama beberapa pengunjung lainnya.
“Udah ih! Malu diliatin!” Jake menarik tangannya dari genggaman Sunghoon.
Namun pria itu kembali meraih tangannya lalu kemudian menciumi punggung tangannya berkali-kali, hingga mengundang beberapa pasang mata yang menatap kearah mereka.
“Hoon ih!”
Sunghoon terkekeh lalu merangkul pinggang ramping Jake, “capek ga? Antriannya masih lumayan panjang.” Tanya Sunghoon.
Jake menggeleng sambil tersenyum lebar.
“Beneran? Kalo capek biar aku gendong.” Ucap Sunghoon buat Jake geram lalu mencubit pinggul pria itu.
“Malu ih! Aku malu diliatin orang-orang.” Ucapnya.
Sunghoon hanya tertawa pelan sambil mengeratkan peluknya pada pinggul Jake, sementara Jake menyandarkan kepalanya pada pundak pria itu dengan nyaman.
Matanya menatap kesana kemari, menangkap dan mengabadikan momen bahagia yang akan ia simpan dalam memorinya.
Namun ditengah-tengah keramaian malam itu, matanya tak sengaja menangkap salah seorang manusia yang sangat familiar dihidupnya.
Jake memicingkan matanya, menatap jelas-jelas siapa orang itu.
“Kakak?” Gumam Jake yang didengar oleh Sunghoon.
Sunghoon ikut menatap kearah pandang Jake, lalu menemukan seseorang yang juga begitu familiar dihidupnya.
“Jay?”
Jake dan Sunghoon saling menatap dengan tatapan tak percaya.
“Aku gak salah liat kan Hoon? Itu kakak, sama Jay temen kamu.”
Sunghoon mengangguk, “sejak kapan mereka deket?”
Jake dan Sunghoon terus menatap kearah Heeseung dan Jay yang tengah duduk disalah satu kursi yang disediakan disana.
Kedua anak Adam itu tampak berbincang dengan santai, namun baik Heeseung dan Jay sama-sama tampak saling melemparkan senyum satu sama lain, buat Sunghoon dan Jake semakin penasaran dengan dua anak Adam itu.
Namun detik kemudian Jake dan Sunghoon sama-sama terkejut bukan main saat melihat Heeseung dan Jay tiba-tiba berciuman didepan mata mereka.
“Hoon…” Jake menatap kearah Sunghoon.
“Mereka pacaran? Ah, tapi Jay masih pacaran sama Jungwon, tapi gamungkin Jay mau-mau aja dicium gitu aja.”
Jake dan Sunghoon saling menatap dengan tatapan bingung, lalu kemudian Sunghoon mengeratkan rangkulannya pada pinggul Jake.
“nanti kita samperin mereka.” Ucapnya yang langsung diangguki oleh Jake.
Tak lama kemudian, kini tiba giliran mereka untuk menaiki bianglala itu. Sunghoon menggenggam tangan Jake erat-erat, memastikan bahwa pria kecilnya itu aman bersamanya.
Pintu tertutup, bianglala itu mulai berputar keatas.
Jake tiba-tiba memeluk lengan Sunghoon erat sambil menyandarkan kepalanya pada pria itu.
Sunghoon diam-diam mengulum senyumnya, tangan Jake yang ia genggam kini kembali ia ciumi. Jake sama sekali tak melawan, ia justru merasa senang saat Sunghoon menciumi setiap inci tubuhnya, hanya saja ia malu jika Sunghoon melakukan itu didepan umum karna ia tak mau jadi pusat perhatian banyak orang.
“Ntar habis tanganku kamu ciumin terus.” Ucap Jake sambil tertawa pelan.
Sunghoon terkekeh lalu menoleh pada pria manis itu, kemudian dengan secepat kilat ia curi satu kecupan pada bibir mungil itu.
Chup
Jake tersenyum, lalu kemudian pria itu tiba-tiba berpindah duduk diatas pangkuan Sunghoon.
Jemari lentiknya dengan cepat menarik dasi yang Sunghoon kenakan, hingga buat pria itu maju mencondongkan wajahnya pada lelaki manis itu.
“Cium yang bener.” Ucap Jake, buat Sunghoon terkekeh pelan.
Tangan Sunghoon langsung bergerak melingkar pada pinggul ramping itu, kemudian ia rengkuh tubuh kecil itu erat hingga tubuh keduanya rapat tanpa jarak.
Sunghoon mendekatkan wajahnya pada wajah cantik Jake yang sudah terlihat sayu itu, jarak semakin menipis hingga hidung keduanya saling bersentuhan.
Dapat Sunghoon rasakan deru nafas Jake yang semakin cepat, pertanda pria manis itu tengah gugup sekarang.
Sunghoon tersenyum, “Jake..” panggilnya lembut.
“Uhm..?”
“i love you, so much Jake, kamu tau kan?” bisik Sunghoon.
Jake mengangguk pelan, “iya, aku tau.” jawabnya pelan.
Jake menggigit bibir bawahnya pelan, tangannya bertumpu pada pundak kokoh milik pria nya itu. Jantungnya berdegup kencang hingga ia kesusahan mengatur deru nafasnya.
“Can you show your mercy by accepting my love, Jake? Let’s get back together Jake, be my boyfriend again… i beg you..”
“Why should i do, Park? What will you give me if i grant your request?” tangan Jake bergerak mengusap dada pria itu dengan lembut.
Sunghoon terkekeh, “semuanya Jake, bahkan nyawaku sekalipun.”
Jake tersenyum, “kiss me.” Titahnya.
Maka dengan senang hati Sunghoon kabulkan pinta dari pria yang ia cintai itu, ia dorong tengkuk Jake perlahan hingga bibir keduanya menyatu.
“Mmchhh…” Jake memejamkan matanya saat bibirnya disesap dengan begitu lembut oleh Sunghoon.
Tak tinggal diam, Jake ikut berikan lumatannya pada bibir Sunghoon. Kepalanya bergerak kekanan dan kekiri, mengimbangi tiap lumatan yang Sunghoon berikan padanya.
“Shhh mmmhhh~…” Jake sambut lidah Sunghoon yang menyapa masuk kedalam mulutnya.
Lidah lembut itu menjilati tiap inci mulutnya, menyesap saliva nya dengan begitu rakus hingga membelit lidahnya dengan begitu lihai, buat Jake semakin terhanyut dalam cumbuan erotis malam itu.
“Nghhhh mpphhh.. mnhhh..” Jake meremas surai Sunghoon saat merasakan sedikit perih pada bibirnya.
Sunghoon tersenyum tipis dalam cumbuan itu, ia tak kuasa menahan untuk tak menggigit bibir kenyal yang terasa manis bak permen jelly itu.
“Umhhh..” Jake menepuk pundak Sunghoon pelan, beri isyrat bahwa ia mulai kehabisan pasok oksigennya.
Sunghoon yang paham pun tak ingin memaksa, ia tutup cumbuan manis itu dengan sebuah kecupan singkat pada bibir mungil itu.
Chup
“I love you Jake” ucapnya lagi.
Jake dengan nafas tersendatnya hanya mampu mengangguk sambil tersenyum, kemudian mendekatkan bibirnya pada telinga Sunghoon sambil berbisik.
“I love you, too Hoon”
“Aku nginep disini aja ya? Aku ga bisa ninggalin kamu.” Sunghoon memeluk tubuh Jake erat, enggan berpisah dengan pria manis itu.
Jake terkekeh sambil menggeleng, “udah ah, aku gapapa. Selama ini juga aku sendirian, ga ada apa-apa kok.”
“Emang kamu gamau bobo sambil cuddle sama aku?” tanya Sunghoon dengan wajah memelasnya.
Jake mau tentu saja, ia sangat suka tidur sambil berpelukan dengan Sunghoon karna menghirup bau lelaki itu membuatnya merasa sangat nyaman.
“Kapan-kapan aja, sekarang kamu pulang dulu. Pasti mama nyariin kamu seharian, tadi aja udah ditelfon kan?”
Sunghoon menghela nafasnya pelan, ia jadi merasa sedikit kesal karna tak dapat bermalam dengan pria cantiknya itu.
Jake tahu suasana hati Sunghoon mulai memburuk, maka dari itu ia berinisiatif memberikan sebuah kecupan agar pria nya itu bisa sedikit merasa senang.
Jake menjinjitkan kakinya lalu menempelkan bibirnya dengan bibir Sunghoon.
“Mwahh… mwah mwah mwah” Jake hujami bibir Sunghoon dengan banyak kecupan disana, hingga buat pria itu tak kuasa menahan senyumnya.
“Itu udah aku cium banyak-banyak, sekarang pulang ya? Besok main lagi kesini.”
Sunghoon mengangguk pelan sambil terkekeh, “yaudah aku pulang ya sayang? Kalo ada apa-apa telfon aku.”
“Iyaa Hoon..”
Sunghoon pun melepaskan pelukannya, lalu berjalan menuju mobilnya yang terparkir didepan rumah Jake itu.
“Hati-hati, jangan ngebut!” Ucap Jake.
“Iya sayang… udah sana kamu masuk dulu.”
Jake menggeleng, “kamu pergi baru aku masuk.”
“Kamu dulu yang masuk, atau aku gak akan pergi dari sini.”
Jake terkekeh pelan dan akhirnya memilih mengalah menuruti perkataan pria nya itu. Ia pun berjalan masuk kedalam rumahnya, lalu tak lupa mengunci pintu rumahnya rapat-rapat.
Sunghoon tersenyum senang saat lelaki manisnya itu sudah masuk kedalam rumah dan mengunci pintunya, namun saat ia melirik kejendela, ia dapati Jake yang masih menatapnya dari balik sana sambil tersenyum.
Sunghoon terkekeh pelan dan hanya bisa melambaikan tangannya.
Jake pun ikut melambaikan tangannya dari balik kaca jendela rumahnya, menatap pria yang ia cintai itu hingga benar-benar meninggalkan rumahnya.