Eren
3 min readJul 28, 2023
—D, day

Setelah puas bergelut dengan fikiran nya, Arkha akhirnya memutuskan untuk menghampiri sang kekasih yang tengah berbincang-bincang dengan rekan satu timnya itu.

"Eh, pacar lu tuh" Ucap salah satu teman Rangga melirik kearah Arkha yang baru saja datang.

Rangga akhirnya menoleh kearah Arkha, lalu tak lama kemudian satu senyuman terukir indah dibibirnya.

"Sayang" Sapa hangat Rangga merentangkan kedua tangannya untuk menyambut sang pujaan hati kedalam pelukannya.

"Kakak..." Tentu saja dengan senang hati Arkha masuk kedalam pelukan yang lebih tua.

Dapat ia rasakan aroma wangi maskulin yang sudah lama ia rindukan itu.

"Kakak udah sarapan?" Tanya Arkha seraya melepaskan pelukannya.

Rangga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Cantik udah?" Tanya Rangga seraya meraih kedua tangan Arkha untuk ia genggam.

"Udah!" Jawab Arkha semangat.

"Good boy" Rangga mengusak kepala sang kekasih yang tertutup topi itu.

"Kakak semangat ya!! Apapun hasilnya nanti aku bakal bangga banget sama kakak, karna pasti kakak bakal main dengan keren! Oh iya, apapun hasilnya nanti aku pasti kasih kakak reward!" Arkha tersenyum cerah menatap Rangga.

Rangga terkekeh pelan seraya menganggukan kepalanya.

"Bang, disuruh kumpul sama coach" Panggil salah satu tekan tim nya.

Rangga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Kakak kumpul dulu sama yang lain ya, sayang? Nanti duduknya dipinggir sana, dideket tempat duduk coach. Oke?"

"Okee!! Semangat kakak! Oh iya, —"

Chup

"Itu reward pertama buat kakak karna udah latihan keras." Ucap Arkha mengulum senyumnya dengan pipi yang memerah, kemudian langsung pergi menuju tempat duduk yang sudah Rangga arahkan, meninggalkan Rangga yang masih mematung setelah mendapat kecupan di pipinya.

"Nakal" Gumam Rangga kemudian tertawa pelan seraya menggelengkan kepalanya pelan lalu segara bergegas bergabung bersama rekan tim nya.

"Eh! Ngapain senyum-senyum sendiri!"

Arkha sontak menoleh kearah sumber suara dan mendapati sahabat karibnya, Zizie yang datang bersama pria jangkung dengan mata sipit.

"Eh iya, ini kenalin namanya Arkha temen kakak!" Ucap Zizie mengenalkan Arkha pada pria tersebut.

"Oh ini Raihan ya" Arkha mengelurkan tangannya seraya tersenyum.

"Iya kak, gue Raihan adeknya kak Sadan" Jawab pria yang bernama Raihan itu membalas uluran tangan Arkha.

Kemudian mereka segera mengambil posisi duduk.

Dari kejauhan, pandangan Arkha tak lepas dari sang kekasih yang tampak berdiskusi mengenai strategi penyerangan nanti.

Satu senyuman kembali terbit kala maniknya dan Rangga beradu dari kejauhan.

Priittt

Suara peluit menggema diiringi dengan pengumuman bagi kedua tim untuk segera berkumpul dilapangan.

"Gue deg degan deh" Ucap Zizie menatap lurus.

"Tenang aja, feeling gue sekolah kita bakal menang."

"Semoga deh"

Sorak sorai supporter makin memanas kala Rangga dan tim nya memimpin skor.

"Disini senang disana senang di mana-mana smansa pasti yang menang!" Begitulah kira-kira yel yel yang diserukan para supporter.

Sementara itu, Arkha tengah fokus seraya memanjatkan do'a didalam benaknya agar sang kekasih bisa memenangkan pertandingan ini.

Waktu terus berlalu, hingga kini pertandingan tiba di menit akhir dengan Rangga dan tim yang masih memimpin skor.

Priitt

Suara peluit terdengar panjang menandakan waktu pertandingan telah berakhir dengan tim Smansa yang memenangkan babak final kali ini.

Semua supporter bersorak bahagia, tak terkecuali Arkha dan Zizie. Kedua sahabat karib itu kompak berpelukan seraya meloncat kegirangan layaknya anak kecil hingga membuat Raihan tertawa gemas melihatnya.

Sampai pada pembagian piala dan mendali, Rangga maju mewakili timnya untuk mengambil mahkota kemenangan timnya.

Senyum bangga terukir diwajah Arkha kalah melihat sang kekasih.

"Bangga ga lo?" Zizie menyenggol lengan Arkha.

"Banget."

Setelah pembagian mendali selesai, Rangga segera berlari kearah pinggir lapangan menghampiri kekasih kecilnya itu.

"Kakak!!" Arkha merentangkan tangannya bahagia kemudian langsung disambut peluk erat dari Rangga.

Tak peduli betapa basahnya dan bau tubuh Rangga yang dibajiri keringat, Arkha sudah terlampau bahagia dan bangga pada kekasihnya itu.

"Selamat kakak!! Aku bangga banget!!"

Rangga segera melepaskan pelukannya lalu beralih melepaskan mendalinya. Ia kalungkan mendali emas itu pada leher sang kekasih lalu mencubit pipi gembil sang kekasih dengan gemas.

"Makasih ya cantik selalu support kakak"

Arkha tersenyum seraya menganggukkan kepalanya malu-malu.

"Iyaa kakak."

Rangga terkekeh.

"Jangan lupa reward nya ya, cantik"

No responses yet