Pagi menjemput, kilau sinar matahari melesak masuk memantulkan cahaya terang buat San Diego yang tengah terlelap terlihat mengkerjapkan matanya beberapa kali.
"Akhh.. shhh.."
Pemuda itu memijat pelipisnya saat merasakan gelenyar nyeri datang menyerang kepalanya.
"Good morning, baby boy..." Sapa halus suara perempuan yang terdengar familiar menyapa pendengarnya.
San Diego buka matanya perlahan, lalu mendapati sang Mami tengah bersedekap dada dihadapannya.
"M-mami?!" Panik San Diego, pasalnya ia ingat betul kalau beberapa jam yang lalu dirinya mengadakan party diapartemennya, dan sudah dipastikan kondisi apartemen nya itu lebih buruk dari pada kapal pecah.
"Enak party nya semalem, hm?" Sang mami berjalan mendekat kearahnya buat bulu kuduk San Diego berdiri.
"Jadi gini ya kelakuan anak mami setelah mami bebasin, hm? Jadi nakal" Sang Mami mengelus lembut surai San Diego sambil tersenyum, namun bagi San Diego senyum itu terlihat sangat menyeramkan.
Detik kemudian satu jeweran menyapa telinga San Diego hingga buatnya memekik minta ampun.
"Akh.. mami aduh!!! Lepasin!!"
"Lepasin? Anak nakal harus dilepasin?"
"Maaf!! A-akh!! Mami maaf!!"
Setelah itu jeweran keras otu itu terlepas dengan telinga San Diego yang memerah.
"Mami percayain kamu tinggal sendiri ya San, mami kira kamu bisa ngurusin hidupmu sendiri! Ternyata mami salah, kamu malah jadi bebas gini ya? Bikin party sama temen-temenmu, minum puluhan botol itu mami liat didepan berserakan!"
"San udah gede kali Mi—"
"Oh udah bisa jawab mami ya sekarang? Mau jadi anak durhaka? Mau durhakain mami iya?!"
"Ngga gitu Mi—"
"Udah pokoknya nanti mami kirim bibi kesini biar ada yang ngurusin kamu! Ga boleh bantah!"
San Diego langsung memeluk erat sang Mami dan mendusal manja layaknya anak umur 5 tahun.
"Jangan kirim bibi kesini Mi, please... San udah dewasa, malu.."
"Cih, udah dewasa katamu yang bikin party gitu iya?! Kamu tau, mami tadi hampir pingsan waktu masuk ke tempat kamu! Botol minuman dimana-mana, sampah berserakan, mau muntah mami liatnya!"
"Maaf.."
"Ga mempan, mami udah suruh bibi kesini besok."
"Ah! Gamau! Gini deh, San cari Room mate aja biar ada temen ngurusin apart gimana?" Tawar San Diego.
"Dari dulu juga bilangnya begitu kamu! Sekarang mana? Ga ada tuh yang jadi Room mate mu!"
"Ya kan ga bisa sembarangan Mi... Kasih San waktu dikit lagi. Please, ya?"
Terdengar helaan nafas cukup panjang dari sang Mami, namun kemudian anggukan kepala San Diego dapatkan.
"7 hari, kalo 7 hari kamu masih ga nemu room mate, Mami kirim bibi kesini!"
"10 hari."
"7 hari San Di—"
"Please..." Mohon San Diego dengan wajah memelas yang mau tak mau di iyakan oleh sang Mami.