“KAKAAK!!" tangan kecil itu melambai dengan cepat kearah seorang pemuda yang tengah sibuk mendrible bola berwarna oranye dengan garis hitam ditangannya.
Pemuda itu lantas menoleh kearah sumber suara dan mendapati sang kekasih tersenyum manis dengan satu botol air mineral ditangannya.
Rangga, pemuda itu lantas menghentikan kegiatannya seraya membalas senyum indah milik Arkha.
"Gua break dulu bentar, kalian lanjut aja latihannya" Ucap Rangga seraya memberikan bola pada rekan satu tim nya itu.
Kemudian dengan cepat ia berlari ke pinggir lapangan untuk menghampiri sikecil yang telah menunggunya disana.
"Hai, cantik" Sapa yang lebih tua seraya mengusak rambut yang lebih muda dengan gemas.
"Minum dulu, kakak pasti haus habis lari-larian" Arkha menyodorkan sebotol air mineral yang sudah ia beli dari kantin.
"Thank you sayang" Rangga menerima air tersebut lalu tanpa babibu langsung ia minum.
Arkha diam menatap kagum pada sosok kekasihnya itu. Tubuh tinggi dengan bisep yang kokoh, serta wajah tampan dengan rambut basah yang dipenuhi keringat benar-benar membuatnya ingin menjerit kagum.
Merasa diperhatikan, Rangga kemudian membalas tatap sikecil.
"Kamu mau minum juga, ay?"
Arkha menggeleng cepat.
"Terus kenapa ngeliat nya gitu? Kakak kira kamu juga mau minum."
"Kakak ganteng" Jawab Arkha dengan senyumnya.
Rangga sontak terkekeh pelan mendengar jawaban jujur dari sang kekasih.
"Udah pinter gombal ya!" Rangga mencubit gemas hidung mancung sicantik.
"Ih sakit, jangan dicubit!"
"Iya sayang, iya. Yaudah mumpung kakak dapet break 20 menit kakak mau charger dulu" Ucap Rangga seraya menggenggam tangan mungil Arkha.
"Charger hp?" Tanya Arkha yang langsung dijawab gelengan oleh Rangga.
"Charger energi kakak ke kamu biar nanti makin semangat latihannya"
"Emang bisa?" Tanya Arkha heran.
"Bisa, gini!"
Chup!
Rangga mencium punggung tangan Arkha yang sedang genggam. Sontak hal itu mencuri perhatian teman-teman Rangga yang tengah bermain dilapangan.
"Woi masih disekolah! Kalo mau bucin cabut sono!" Teriak salah satu teman Rangga lalu diiringi gelak tawa dari yang lain.
Arkha, pemuda itu mematung dengan pipi dan telinga yang merah padam. Ia mati-matian menahan senyumnya agar tak terlihat salah tingkah.
"Kakak ih! Aku malu!" Arkha mencubit pelan lengan kekasihnya itu.
"Biarin, kakak bucin sama pacar kakak kok lagian" Ucapnya santai seraya menuntun langkah mereka untuk duduk di tribun yang terletak dipinggir lapangan.
"Tetep aja, aku malu diliatin temen kakak!" Arkha merengut sebal, namun terlihat lucu dimata Rangga.
Rangga terkekeh lalu merangkul pundak mungil sang kekasih.
"Kelasmu ngga ada guru ya?" Tanya nya mengalihkan topik.
"Hu'um, kakak tau kan bu Rega yang hamil itu? Katanya dia lahiran dua hari yang lalu jadi ngambil cuti. Makanya kelas aku jamkos" Jelas arkha.
Rangga mengangguk paham.
"Kamu mau ga kayak bu Rega?" Tanya Rangga seraya menyandarkan punggungnya pada kursi tribun.
"Maksudnya? Cuti?"
"Bukan" Rangga menoleh seraya tersenyum kearah arkha.
"Terus?"
"Hamil anak kakak, biar nanti jadi ibu dari anak-anak kakak"
2-0
Rangga kembali menyerang dan berhasil membuat Arkha salah tingkah. Pemuda itu mengulum senyumnya dengan pipi yang memerah, sungguh terlihat lucu dan cantik disaat bersamaan dimata Rangga.
Rangga sendiri pun tak kuasa menahan senyumannya.
"Nanti kalo kakak berhasil menang turnamen kali ini, kakak mau hadiah"
"Hum? Hadiah?"
Rangga mengangguk.
"Iya"
"Emang kakak mau apa? Nanti aku turutin apapun yang kakak mau kalo kakak menang."
"Nanti deh, kan nanti kita mau date 24 jam setelah kakak turnamen. Nanti kakak kasih tau"
Arkha pun mengangguk setuju.
"Kangen tau sama kakak, kakak sibuk terus sih!"
"Maaf ya sayang, kakak juga kangeenn banget sama cantiknya kakak." Ucap Rangga seraya menyandarkan kepalanya pada pundak mungil Arkha.
"Hu'um. Eh, kakak tau?? Zizie punya gebetan tau, anak basket juga namanya Sadana."
"Oh ya? Sadana yang seangkatan kalian itu kan?"
"Iya, tadi malem zizie cerita... "
Dan kebersamaan mereka berlanjut dengan membicarakan tentang sahabat karib Arkha yang sedang dekat dengan junior Rangga.