Eren
3 min readJun 18, 2023
—"harus disayang"

Setelah selesai memasak bubur untuk Sunghoon, kini Jaeyun kembali kekamar Sunghoon dengan nampan yang berisi semangkuk bubur dan segelas air putih ditangannya.

Dibukanya knop pintu berwarna putih itu dengan pelan agar sang pemilik ruangan tak bangun dari tidurnya.

Ia letakkan nampan itu diatas nakas disebelah tempat tidur Sunghoon, kemudian tangannya dengan cekatan meraih kain basah yang sudah kering itu untuk dibasahi lalu dikompres kan kembali didahi milik Sunghoon.

Pelipis Sunghoon terlihat berkerut saat merasakan dinginnya kain basah itu menyentuh dahinya.

"Badannya panas, tapi tangannya dingin banget" Ucap Jaeyun seraya menggosokkan telapak tangannya pada punggung tangan Sunghoon.

Tanpa Jaeyun sadari Sunghoon telah terbangun dari tidurnya dan tengah menatap dirinya.

"Dingin"

Jaeyun menolehkan atensinya pada Sunghoon.

"Kamu udah bangun ya, mau aku matiin aja AC nya?"

Sunghoon mengangguk sebagai jawaban. Dengan cepat Jaeyun langsung meraih remote AC itu lalu mematikannya.

"Kamu makan dulu ya, aku udah bikinin bubur buat kamu"

"Ga"

"Nanti kamu makin sakit, aku suapin deh. Makan ya, dikit aja gapapa kok terus minum obat."

Sunghoon akhirnya menurut, lalu Jaeyun membantunya untuk duduk bersandar pada ranjang. Kemudian Jaeyun langsung meraih mangkuk berisi bubur itu, dengan sabar ia beri tiupan agar bubur panas itu tak melukai bibir pucat Sunghoon.

Hanya beberapa suapan, lalu Sunghoon menolak suapan lainnya. Mulutnya terasa pahit, kepalanya terasa pusing dan tubuhnya menggigil.

"Minum obat dulu, baru tidur lagi." Titah Jaeyun saat Sunghoon bergerak ingin kembali berbaring.

"Mulut gue pait, ntar makin pait."

"Nanti minum banyak-banyak biar paitnya hilang. Mau ya, minum obat." Lagi-lagi Sunghoon akhirnya menurut.

Kemudian ia terima suapan obat dari tangan Jaeyun, lalu segera ia raih gelas berisi air itu lalu meminumnya.

"Masih pait?"

"Ga"

"Yaudah sekarang boleh tidur lagi" Jaeyun mengelus kepala Sunghoon pelan lalu membantunya untuk kembali berbaring.

Sunghoon terdiam menatap Jaeyun yang kini tengah sibuk mengganti kompres untuknya. Dadanya bergemuruh, perasaannya bercampur aduk antara penyesalan karna dulu ia sering bersikap kasar pada Jaeyun dan sedikit berdebar melihat betapa perhatian dan sabar Jaeyun mengurus dirinya.

"Pipi kamu merah, kepala kamu masih pusing ya?" Ucap Jaeyun mengelus pipi Sunghoon yang memerah itu.

Sunghoon gelagapan sendiri lalu membuang pandangannya kearah lain sambil menganggukkan kepalanya.

"Kamu masih kedinginan?"

Sunghoon kembali mengangguk, memang benar walaupun telah memakai selimut tebal nyatanya tak membuatnya merasa hangat sedikitpun.

Jaeyun terlihat menggigit bibir bawahnya, ia menatap ragu-ragu pada Sunghoon.

"Kenapa?" Tanya Sunghoon dengan suaranya yang sedikit serak.

"K-kamu mau aku peluk? A-aku ngga maksud apa-apa, karna dulu waktu aku kedinginan kayak kamu sering dipeluk papa."

Sunghoon rasanya ingin tertawa melihat betapa lucunya ekspresi takut Jaeyun, dengan lemas Sunghoon menganggukkan kepalanya.

Ia singkap Selimut yang menutupi dirinya.

"Sini"

Jaeyun tersenyum, ia segera membaringkan tubuhnya disebelah Sunghoon lalu memeluk tubuh itu.

"Sudah hangat?" Jaeyun menatap Sunghoon.

"Dikit" Jawab Sunghoon membalas tatapan Jaeyun.

Kemudian Jaeyun meraih kedua tangan Sunghoon lalu ia gosok-gosok dengan kedua tangannya sembari ia berika tiupan pelan.

Sunghoon diam menatap perlakuan Jaeyun padanya, jantungnya semakin berdegup kencang. Kini telinganya ikut memerah, kemudian ia pejamkan matanya agar Jaeyun tak memperhatikannya.

Jaeyun kembali menatap Sunghoon yang sudah terlelap itu, ia menghembuskan nafasnya lega. Akhirnya Sunghoon bisa tertidur.

Lalu ia mendekatkan tubuhnya pada Sunghoon lalu memeluk tubuh yang lebih besar itu.

Chup!

Jaeyun mengecup singkat pipi Sunghoon.

"Kata papa orang sakit harus disayang biar cepet sembuh, semoga cepet sembuh ya Sunghoon." Ucap Jaeyun lalu kembali memeluk tubuh Sunghoon seraya memberi usapan-usapan sayang.

Tanpa ia ketahui kalau sebenarnya Sunghoon tak tidur dan masih berusaha mengendalikan detak jantungnya.

No responses yet