Setelah menerima pesan dari Shaka, Juan langsung berlari menuju rumah milik Shaka.
Brak!
Pintu kamar Shaka terbuka, membuat Shaka yang sedang berbaring diatas kasurnya reflek menolehkan atensinya pada sumber suara.
Terlihat Juan dengan mata sembabnya menatap Shaka sambil berjalan menuju laki-laki itu.
Shaka mengubah posisinya menjadi duduk, ia rentangkan kedua tangannya menyambut Juan kedalam pelukan.
Juan langsung memeluk kekasihnya itu dengan erat seraya menenggelamkan kepalanya pada ceruk milik kekasihnya itu. Ia menangis dalam diam, perasaannya sangat bahagia saat ini.
"Aku udah pulang kok malah nangis, hm? Ga suka ya aku pulang?" Shaka mengelus surai milik Juan dengan sayang.
Juan menggeleng "Suka. Ini Juju senengnya sampe nangis tau!" Ia mengeratkan pelukannya pada kasihnya itu.
Shaka tertawa pelan, ia bawa Juan duduk diatas pangkuannya lalu menatap wajah cantik itu.
Ia hapus jejak air mata yang membekas dipipi sicantik, lalu mencium kening milik sicantik sangat lama.
"Kenapa ngga bilang pulangnya hari ini? Juju juga mau jemput"
"Kamu masih bobo, sayang"
"Juju bisa bangun kok" Juan mengerucutkan bibirnya.
Shaka gemas, ia kecup bibir cantik itu secepat kilat membuat pipi Juan memerah.
Juan menundukkan kepalanya menyembunyikan semburat merah di pipinya.
Shaka tarik dagu Juan hingga wajah mereka berhadapan, membuat mata mereka saling menatap. Juan mengalungkan tangannya pada pundak Shaka, sementara Shaka memeluk pinggang milik Juan.
Shaka dan Juan sama-sama memajukan wajahnya, mengikis jarak diantara mereka.
"I miss you Shaa"
"I miss you more, Ju"
Bibir keduanya kini bertemu, baik Shaka maupun Juan sama-sama memejamkan matanya seraya saling mendekap erat satu sama lain.
Bibir keduanya saling melumat seakan menyalurkan perasaan rindu yang mereka rasakan. Suara ciplakan terdengar jelas diruangan itu.
Juan meremat pelan rambut milik Shaka saat lidah mereka saling membelit satu sama lain, mereka saling bertukar merasakan salivanya masing-masing.
Saat merasa pasokan oksigennya mulai menipis, Juan memberi isyarat pada Shaka melalui pukulan pelan pada dada bidang itu. Shaka yang seakan mengertipun langsung melepaskan tautan mereka dan menjauhkan wajahnya dari wajah Juan.
Benang saliva terlihat menjuntai dari mulut mereka.
Juan mengatur nafasnya dengan pipi yang bersemu merah.
"Cantik" Shaka tersenyum menatap Juan.
Mereka kembali berpelukan, Juan menyandarkan kepalanya pada dada bidang Shaka sementara Shaka mendekap badan mungil itu seraya menciumi pucuk kepala Juan.
"Kenapa ngga langsung ke Juju aja hum.."
"Aku capek sayang, pusing juga kayaknya masih jetlag."
Juan mengangguk pelan.
"Sekarang masih pusing?"
Shaka mengangguk "dikit"
"Udah minum obat? Atau Juju ambilin obat dulu deh ya?" Juan melonggarkan pelukannya menatap Shaka khawatir.
Shaka menggeleng.
"Udah minum tadi dikasih kak Ethan."
Juan mengangguk, lalu tiba-tiba terlintas ide dalam fikirannya.
Chup!
"Biar cepet sembuh hihi" Ia menyunggingkan senyumannya.
Shaka terkekeh, ia langsung memeluk tubuh kasihnya itu lalu menghujam kasihnya itu dengan kecupan bertubi-tubi.
Chup!
Chup!
Chup!
"Hnggg Shaa" Juan bergelayut manja saat Shaka terus mengecupi bibir hingga lehernya.
"Kayaknya besok aja dah kita nyamperin ni orang"
Shaka dan Juan yang tengah bercumbu ria itu sontak menolehkan atensi mereka pada teman-temannya yang berdiri di depan pintu kamar Shaka.
"Lanjutin aja lanjutin" Ucap Gerry mendengus.
Shaka dan Juan terkekeh lalu saling mengecup bibir mereka. Setelahnya Juan kembali menyender didada bidang milik Shaka.
Gerry merotasi kan matanya lalu berjalan masuk kedalam kamar milik Shaka bersama dengan yang lain.
Mereka bersalaman dengan Shaka lalu duduk dipinggir kasur milik Shaka.
"Artis kita pulang juga ahirnya, gimana enak ga Sha jadi artis?" Ucap Yohan menatap Shaka.
"Ya enak lah, duit banyak kerjanya santai gitu doang kagak tau!" Ucap Tama.
"Gua basa-basi doang ya anjing!"
"Lu pulang kagak ngasih tau, mendadak amat!" Ucap Tama.
"Eh! Lu turun lu! Laki lu tuh capek malah lu dudukin!" Gerry menarik baju milik Juan.
Juan malah makin mengeratkan pelukannya lalu menjulurkan lidahnya pada Gerry.
"Iri aja lo, cayang gue udah disini gue harus manja. Lo tuh sana cari ayang, jangan jadi nyamuk terus"
"Bacot ju, biasanya lu juga jadi nyamuknya sean" Gerry merotasikan matanya membuat yang lain tertawa.
"Halooo!!" Heboh Sean saat memasuki kamar milik Shaka bersama dengan Ethan.
"Anak kecil baru dateng"
"Ia nih, tadi kak Ethan tiba-tiba jemput katanya ada kak Shaka baru pulang." Ucap Sean.
"Ini kalo diliat-liat Ethan sama Shaka nih yang sama bucinnya doang" Yohan menatap Ethan dan Shaka bergantian.
"Elu sama gerry juga sama aja"
"Sama apanya?" Gerry menatap Tama sengit.
"Sama gobloknya." Ucap Tama lalu tertawa tanpa dosa.
Ethan hanya menggelengkan kepalanya seraya tertawa pelan.
"Berapa lama kak, dikasih libur?" Tanya Sean.
"Satu minggu, itu juga kemaren susah minta cuti." Jawab Shaka.
"Kamu satu minggu pokoknya punya aku, ga boleh kemana-mana!" Ucap Juan menyusul pada leher Shaka.
"Iya sayang"
"Idih idih, bagi bagi lah Ju. Shaka juga mau maen sama kita kali!" Ucap Tama sewot.
"Kamu pilih aku apa Tama Shaa" Juan menatap mata kasihnya itu dengan tatapan binar.
"Kamu, sayang"
"Sialan lu"
"Sha poto yok" Yohan mengeluarkan ponselnya dari saku miliknya.
"Jangan mau Sha, ni orang mau pansos doang sama lu" Gerry menatap kakaknya itu dengan tatapan malas membuat yang lain tertawa.