Jake berulangkali menghembuskan nafasnya, menetralisir rasa takutnya untuk menatap sosok dibalik pintu kamarnya.
Tangannya perlahan meraih gagang pintu lalu menariknya kebawah, hingga pintu itu terbuka dan memperlihatkan sosok yang sudah lama ia rindukan itu.
Jantungnya kembali berdegup kencang, masih tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.
“Hei, jangan nangis lagi… aku minta maaf kalo aku bikin salah ya?”
Tangis Jake seketika pecah saar sosok dihadapannya itu mendekapnya dengan begitu erat.
Sudah lama sekali tak ia rasakan pelukan sehangat ini, bahkan dari sekian banyak orang yang memeluknya saat itu, tak ada satupun yang bisa sehangat ini.
Bahkan bau ini pun ia tau persis kalau bau ini benar-benar milik lelaki yang ia cintai itu.
“Kamu… kamu jahat… kamu ninggalin aku sendirian disini, kamu biarin aku kesepian — hichh… jangan pergi lagi…” Jake berucap sambil terisak disana, buat pria bertubuh jangkung itu tersenyum tipis.
Tanganya dengan lembut mengusap surai legam sikecil, agar sikecil merasa tenang dalam dekapnya.
“Aku disini sekarang, tolong jangan nangis lagi.” Ucapnya.
Jake masih terisak namun menganggukkan kepalanya, berusaha sekeras mungkin untuk menghentikan tangisannya.
Sunghoon, pria itu kembali tersenyum seraya menangkup kedua pipi kekasihnya yang tampak basah itu. Ia hapus jejak air mata dipipi kekasihnya itu dengan lembut.
Kemudian ditatapnya mata yang tengah memandangnya sendu itu.
“Udah tenang?” Tanya nya.
Jake mengangguk pelan, walaupun perasaannya sangat bertentangan dengan jawabwannya.
Sunghoon tersenyum kemudian mencubit pipi gembil itu pelan.
“Yaudah kalo gitu ayo siap-siap” katanya.
“Mau kemana?”
“Ngedate, kayak kita biasanya.”
Jake mengangguk pelan sambil menyeka sisa air matanya yang masih mengalir.
“Kamu jangan kemana-mana, tungguin aku siap-siap disini.” Ucapnya.
“Iya sayangku.” Balas Sunghoon lembut, buat Jake tersenyum kecil.
Sudah lama iya tak dipanggil ‘sayang’ oleh orang yang ia cintai itu. Ia pun segera mempersiapkan dirinya sementara Sunghoon ikut menunggunya disana.
“Cantik.”
Jake yang tengah mempersiapkan dirinya didepan cermin itu seketika terkejut saat merasakan ada sesuatu yang melingkar pada perutnya, pun pundak sebelah kanannya yang terasa berat.
Ia alihkan atensinya pada pantulan cerimin didepannya, dan mendapati kekasihnya tengah memeluknya erat dari belakang.
Jake seketika merasakan deja vù namun ia pikir mungkin Sunghoon memang sering memeluknya seperti ini sebelumnya.
Jake hanya bisa tersenyum dengan pipi yang tersipu malu.
Sunghoon terkekeh, lalu mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil itu.
“Jangan cantik-cantik nanti makin banyak yang naksir sama kamu, aku cemburu.” Ucapanya manja kemudian mengendusi leher mungil itu, buat sang empu menggeliat kegelian.
“Mnhh hahahaha.. stophhh..” Jake dorong pelan kepaka kekasihnya itu.
“Jangan cantik-cantik makanya.” Ucap Sunghoon manja.
Jake menggeleng pelan sambil terkekeh, “Aku ga ngapa-ngapain loh ini Hoon.”
Wajah Sunghoon nampak cemberut menatap kekasihnya itu, buat Jake semakin tertawa.
“Lagian kalo pun begitu, mereka cuma bisa naksir aku kali, gabisa macarin aku. Soalnya kan aku pacar kamu.”
Raut pria itu yang semula masam seketika berubah menjadi begitu ceria dengan senyum lebar diwajahnya.
“Kamu bener, kamu emang pacarnya aku.”
Jake tersenyum, namun tatapannya mendadak sendu “aku gak akan kasih hati aku buat orang lain kok, aku cuma sayang dan cinta sama kamu.” ucapnya.
Sunghoon hanya tersenyum sambil mengangguk mendengar hal itu.