Eren
3 min readJun 20, 2023
—jangan marahin Yeyun..

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, yang berarti sudah hampir 3 jam Jaeyun menunggu kepulangan Sunghoon.

Matanya fokus menatap layar televisi sementara fikirannya entah terfokus kemana.

Ia masih bingung bagaimana cara membujuk Sunghoon agar tak marah lagi padanya.

tap tap tap

Jaeyun mengalihkan pandangannya pada sumber suara langkah kaki yang tak lain berasal dari pintu depan. Dengan cepat ia berlari ke arah pintu lalu menemukan Sunghoon yang masih memakai jersey futsalnya yang terlihat basah oleh keringat.

"Sunghoon—"

Belum selesai Jaeyun berbicara, Sunghoon langsung berjalan melaluinya seperti tak menghiraukan keberadaan Jaeyun.

Dengan cepat Jaeyun langsung berlari menyusul kekasihnya itu lalu memeluknya.

Sunghoon yang dipeluk secara tiba-tiba sedikit terkejut kemudian melirik kearah Jaeyun.

"Lepas, gua bau keringet" Ucap Sunghoon mencoba melepaskan peluk kasihnya itu.

Jaeyun menggelengkan kepalanya cepat seraya mengeratkan peluknya.

"Lepas Jaeyun."

Jaeyun kembali menggelengkan kepalanya membuat Sunghoon mendesah pelan.

"Jangan marah lagi, jangan galakin Jaeyun." Ucap Jaeyun seraya mendongakkan kepalanya menatap Sunghoon.

Sunghoon hanya diam, bahkan peluk yang Jaeyun berikan tak ia balas.

"Jaeyun minta maaf udah bikin Sunghoon marah, maafin Jaeyun ya Sunghoon." Jaeyun menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

Sunghoon bungkam, sejujurnya ia tak ingin mengabaikan Jaeyun apa lagi sampai membuat Jaeyun menangis, tapi apalah daya ego nya lebih besar hingga mengalahkan segalanya.

"Lepas dulu, gua mau mandi" Sunghoon melepas paksa pelukan yang Jaeyun berikan lalu kembali berjalan melaluinya.

Jaeyun kembali berlari mengejarnya lalu menghadang Sunghoon dengan merentangkan kedua tangannya.

"D-diem dulu disana!" Ucapnya sedikit membentak membuat Sunghoon terkejut dan mau tak mau menurut.

Dilihatnya Sunghoon sudah tak berkutik, ia kembali mendekatinya lalu berdiri didepannya.

"Jaeyun sayang sama Hoonie.. Honnie nya Yeyun... Jangan marah lagi Hoonie..."

Lalu kemudian ia berjinjit seraya memegang pundak Sunghoon yang lebih tinggi itu, ditatap nya mata Sunghoon hingga manik mereka bertemu.

Jantung Jaeyun berdegup kencang.

Chup!

Ia curi satu kecupan dibibir Sunghoon dengan cepat lalu memeluk tubuh basah penuh keringat itu untuk menetralisir detak jantungnya yang kian kencang.

Sunghoon mematung dengan raut terkejutnya. Pipi dan telinganya merah padam, serta degup jantungnya terasa cepat tak terkendali.

"Lu bilang apa tadi?"

"Yeyun sayang Hoonie..." Jawab Jaeyun mengeratkan peluknya.

Runtuh sudah ego yang Sunghoon pertahankan, ia terkekeh pelan lalu membalas pelukan yang Jaeyun berikan.

"Hoonie juga sayang Yeyun" Ucapnya berbisik ditelinga Jaeyun.

Jaeyun tersenyum senang seraya menganggukkan kepalanya.

"Jangan marah sama Yeyun lagi, Hoonie... Jangan galakin Yeyun"

"Iya sayang.. Ga akan.." Jawab Sunghoon seraya mengusak surai milik Jaeyun.

Jaeyun mengeratkan peluknya lalu menatap Sunghoon.

"Janji?" Ucapnya mengacungkan jari kelingkingnya.

Bukannya menautkan jari kelingkingnya, Sunghoon malah meraih tangan mungil itu lalu mencium punggung tangannya.

Chup!

"Iya sayang, janji"

Jaeyun tersenyum, ia kembali berjinjit seraya menangkup kedua pipi Sunghoon.

Terlihat beberapa lebam dan luka kecil bekas Sunghoon berkelahi tadi pagi.

Chup!

Chup!

Chup!

Jaeyun kecupi semua lebam diwajah kekasihnya itu lalu terakhir memberi ciuman pada bibir Sunghoon. Sunghoon tersenyum di sela-sela ciuman mereka, ia balas lumatan pada bibir Jaeyun dengan lembut seraya memeluk pinggang mungil kekasihnya itu dengan erat.

Jaeyun mengalungkan lengannya pada pundak Sunghoon, sambil memberi usapan-usapan kecil pada surai hitam milik Sunghoon.

"Mmhh" Jaeyun melenguh saat lidah Sunghoon masuk dan mengabsen semua isi mulutnya.

Lidah lembut itu dengan lihai saling menggosok dengan lidah lembut milik Jaeyun.

Ciuman mereka semakin intens, Sunghoon dengan lihat menghisap bibir dan lidah Jaeyun secara bergantian hingga membuat keduanya hanyut dalam suasana yang kian memanas.

Sunghoon mengangkat tubuh mungil itu kedalam gendongannya tanpa melepaskan tautan cumbuan mereka lalu membawa tubuh mungil itu duduk diatas pangkuannya.

"Mphhh" Jaeyun meremat rambut Sunghoon saat merasakan pasok oksigennya habis.

"Hanghhh"

Keduanya sama-sama terengah-engah kehabisan nafas akibat ciuman panas itu.

Bibir keduanya sama-sama mengkilap basah akibat pertukaran saliva.

Mereka saling menatap lalu tersenyum satu sama lain.

Chup!

Mereka saling mengecup satu sama lain sebagai penutup cumbuannya.

Sunghoon mengelus punggung Jaeyun pelan sementara Jaeyun, ia memeluk tubuh Sunghoon seraya bersandar didada bidang kekasihnya itu.

"Coba bilang lagi, gua siapanya elu?" Tanya Sunghoon.

"Pacar"

"Bukan, bukan itu."

Jaeyun melonggarkan pelukannya lalu menatap Sunghoon sambil tersenyum manis.

"Hoonie nya Yeyun... Sayangnya Yeyun... Gantengnya Yeyun..."

Wajah Sunghoon kembali memerah, sungguh Jaeyun saat ini akan membuatnya gila.

Ia peluk tubuh mungil itu lalu menghujami pipi gembul milik Jaeyun dengan kecupan.

Chup! Chup! Chup! Chup!

Jaeyun tertawa pelan membiarkan kekasihnya itu menciumi pipinya.

Tanpa mereka sadari, kegiatan mereka sedari tadi telah disaksikan oleh Ayah Sunghoon yang baru pulang dari kantornya.

"Park Sunghoon!"

No responses yet