Eren
3 min readJul 9, 2023

—Lalai

Sunghoon berlari menyusuri lorong rumah sakit dengan raut wajah yang sangat khawatir. Jantungnya berdegup kencang, banyak sumpah serapah yang ia berikan untuk dirinya sendiri.

Matanya melirik kesana kemari mencari kamar yang menjadi ruang rawat Jaeyun. Kemudian langkahnya terhenti kala netranya bertemu dengan tatap tajam milik sang ayah.

“Ayah — ”

Bugh! Bugh! Plak!

Belum sempat berbicara, beberapa pukulan hingga tamparan mendarat pada wajah Sunghoon hingga dirinya tersungkur dilantai.

“Akh” Sunghoon memegangi perutnya serta mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah akibat pukulan dari ayahnya itu.

Beberapa pria berseragam hitam yang tak lain bodyguard ayahnya itu langsung memegangi ayahnya agar tak kembali layangkan pukulan untuknya.

“Lepas!”

Sunghoon bangkit berdiri dengan kepala yang tertunduk dihadapan ayahnya.

“Maaf Hoon bikin ayah kecewa lagi”

“Susah ya nurutin satu permintaan ayah? Ayah cuma minta tolong jaga Jaeyun, cuma itu.” Ucap ayahnya dengan penuh penekanan.

“Maaf” Sunghoon kembali berucap.

“Minta maaf sama Jaeyun!” Ucap final sang ayah lalu berlalu meninggalkan Sunghoon, diikuti oleh dua bodyguard nya.

Sunghoon menghembuskan nafasnya gusar, ia tatap pintu berwarna putih didepannya itu. Kemudian kakinya melangkah masuk kedalam sana.

Jaeyun.

Dengan wajah tentram nya tengah memejamkan matanya. Wajah yang terlihat pucat serta tubuh yang dilekati oleh beberapa alat medis itu membuat tubuh Sunghoon ikut melemas melihat nya.

“Yeyun…” Sunghoon berlutut menyamakan tingginya dengan ranjang yang Jaeyun baringi itu. Ia genggam tangan pucat itu lalu menciumi nya beberapa kali.

“Maafin Hoon…” setetes bulir bening mengalir turun dari sudut mata Sunghoon. Mulutnya tak lagi sanggup mengucapkan sepatah katapun.

Ia tertunduk dengan tangan yang masih menggenggam tangan mungil Jaeyun. Ia menangis dalam diam.

Tetes demi tetes air matanya berjatuhan membasahi lantai putih itu.

“Hoonie?” Suara serak dan lemas itu membuat Sunghoon buru-buru mengusap kedua matanya.

“Hm?” Ia mendongak menatap Jaeyun.

“Kok matanya merah? Hoon nangis?” Jaeyun menatap Sunghoon khawatir.

“Gak. Tadi kemasukan serangga waktu mau kesini”

Jaeyun mengangguk mengerti. “Hoonie langsung kesini ya? Harusnya pulang dulu, ganti bajunya dulu…”

“Bawel ah lu, ribet mau bolak balik” Jawabnya ketus membuat Jaeyun menundukkan pandangannya.

“Maaf Yeyun bikin Hoon kesel terus…” lirihnya membuat Sunghoon sedikit terhenyuh.

“Gak, gua yang minta maaf udah ninggalin lu sendirian dirumah” Sunghoon mengeratkan genggamnya pada tangan mungil itu.

Jaeyun diam, ia kembali merasa sakit pada kepalanya.

“Shh” Ia meringis sambil memegangi kepalanya.

Sunghoon panik bukan main, ia segera bangkit lalu memeluk tubuh Jaeyun seraya menciumi pucuk kepala Jaeyun.

“Sakit ya? Maaf ya.. Maafin gua udah lalai sampe bikin lu sakit gini…”

Jaeyun menggelengkan kepalanya seraya membalas pelukan Sunghoon dengan erat.

“Hoonie ga salah.. Yeyun gapapa kok, yeyun cuma pusing dikit aja. Nanti pasti sembuh kok”

Sunghoon mengangguk.

“Iya, lu harus sembuh. Lu ga boleh ninggalin gua oke? Lu harus sama gua terus.” Sunghoon melonggarkan peluknya lalu menatap manik milik Jaeyun.

Hatinya terasa sangat perih, melihat wajah pucat itu membuatnya teringat pada mendiang sang bunda yang juga terbaring lemas dengan wajah pucat diranjang rumah sakit sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

“Muka Hoonie kok lebam? Ini ada lukanya juga…” Ucap Jaeyun menangkup pipi Sunghoon lalu mengusap sudut bibir yang berdarah itu.

“Hoon dipukul ayah gara-gara Yeyun ya?”

“Ga, tadi dipukul Jay gara-gara kalah main” Jawab Sunghoon bohong dengan sedikit kekehan dibibirnya.

Jaeyun mengerucutkan bibir sebal “Nanti Yeyun mau pukul Jungwon juga kalo gitu.”

“Loh kok gitu?”

“Biar Jay tau gimana rasanya liat muka pacarnya lebam dipukul kayak gini” jawabannya membuat Sunghoon tertawa pelan.

Chup!

“Ih! Gaboleh cium! Nanti sakit Yeyun nular ke Hoon!” Jaeyun menggerutu lucu.

“Gapapa, biar sakitnya pindah ke gua. Biar gua aja yang ngerasain sakit, jangan lu”

“Hoon — ”

“Jaeyun gua sayang lu, sayang banget. Lu harus sembuh ya? Jangan tinggalin gua kayak bunda.”

Jaeyun mengangguk cepat lalu memeluk tubuh Sunghoon erat.

“Yeyun janji, yeyun pasti sembuh. Yeyun ngga akan ninggalin Hoon”

Sunghoon mengangguk seraya membalas pelukan itu.

Tok tok..

Sunghoon dan Jaeyun melepaskan peluknya lalu mengalihkan atensi mereka kearah pintu.

“Sunghoon, tuan menyuruh saya untuk mengantar anda pulang sekarang” ucap pria yang Sunghoon tau itu adalah salah satu bodyguard ayahnya.

“Ga, saya nginep disini. Saya mau nemenin Jaeyun, bilang ke ayah.” Jawab Sunghoon.

“Tapi tuan nyuruh saya buat mengantar anda pulang.”

Sunghoon berdecak kesal. Melihat hal itu, Jaeyun menggenggam tangan Sunghoon seraya tersenyum.

“Hoonie pulang dulu aja, bersih-bersih, istirahat, besok baru kesinin lagi” Bujuk Jaeyun.

“Ntar lu sendirian disini”

“Ngga kok, nanti ada suster yang nemenin Yeyun bobo.”

Sunghoon menghela nafasnya lalu mengangguk pasrah.

“Gua pulang dulu kalo gitu, besok pagi gua langsung kesini” Pamitnya.

Jaeyun mengangguk lalu tersenyum.

“Goodnight, sayang”

Chup!

No responses yet