Eren
3 min readMay 29, 2023

—Lego date?

Juan kini tengah sibuk berkutat dengan pisau dan sayur-sayuran ditangannya. Ia awalnya bingung ingin memasak apa untuk menu makan siangnya dengan Shaka, namun Shaka hanya meminta dibuatkan nasi goreng saja.

Tangannya dengan lincah mengiris wortel dan selada yang akan ia buat menjadi salad untuk dirinya sendiri, sementara nasi goreng yang Shaka minta telah selesai ia masak.

Juan tiba-tiba merasakan tetesan air menyentuh pundaknya disusul dengan sepasang tangan yang melingkar di perutnya.

"Keringin dulu rambutnya Shaa"

"Keringin" Jawab Shaka lalu mencium pipi milik Juan.

Juan memukul pelan tangan milik Shaka yang melingkar pada perutnya.

"Pake baju dulu sana!"

"Cium dulu" Ucap Shaka mendusal pada lehernya.

Juan pun menaruh pisaunya lalu berbalik menghadap kasihnya itu. Ia tangkup pipi milik kasihnya itu lalu ia berikan satu kecupan singkat disana.

Chup!

"Udah"

Shaka tersenyum lalu ia kecup kening milik cantiknya itu.

"Tinggal nungguin kamu lulus, terus nikahin kamu."

"Ngga mau ah" Juan menatap jahil.

Shaka mengeratkan peluknya pada pinggang milik Juan lalu menatap manik milik kasihnya itu, ia dekatkan wajahnya hingga hidung mereka saling besentuhan.

"Kenapa, hm?" Tanya nya.

"Punya kamu terlalu besar untuk aku yang kecil" Jawab Juan setengah berbisik.

Shaka terkekeh, tangannya dengan jahil meremas bokong milik kasihnya itu.

"Mnhh" lenguh Juan sambil menggigit bibirnya.

"Bukannya enak, semalem siapa yang basahin kasur hm?" Ucap Shaka lalu mencuri kecupan dibibir kasihnya itu.

"Uhuk! Uhuk!"

Shaka dan Juan langsung mengalihkan atensi mereka pada Sean yang tengah terbatuk-batuk dengan kaleng soda ditangannya.

"Pelan-pelan, kecil. Kakak nggak akan minta punya kamu" Ethan dengan sigap mengusap punggung milik kasihnya yang masih terbatuk itu.

Shaka dan Juan langsung melepas pelukan mereka.

Juan langsung berbalik dan kembali mengiris sayuran dengan wajah yang merah padam, sementara Shaka langsung bergegas kekamarnya dan berpakaian.

"K-kalian udah makan? G-gue masak nasi goreng agak banyak"

"Ish! Itutuh gara-gara kamu tau! Aku malu tadi" Juan mendengus sebal menatap Shaka yang tengah merakit lego yang mereka beli.

"Ya kamu, bilang gamau aku nikahin" Jawab Shaka dengan kekehannya.

"Mau"

"Mau apa? Hm?" Tanya Shaka dengan jahil.

"Dinikahin kamu, ih!"

"Ngga ah, punya aku terlalu gede buat kamu yang kecil." Kemudian Shaka tertawa diselingi ringisan karna mendapat cubitan pada lengannya.

Setelahnya Juan berbaring disamping Shaka yang masih sibuk menyusun Lego mereka. Matanya tak luput memperhatikan wajah serius Shaka yang sedang fokus merakit mainan itu.

"Cayang"

"Hm"

"Cayaangg"

"Hmm" Shaka menaikkan sebelah alisnya tanpa menatap Juan.

"Ish liat dulu!" Juan mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa sayang, cantik. Kenapa, hm?" Shaka memberikan atensinya penuh untuk Juan.

"Ayayuu (i love you)" Ucapnya membuat Shaka gemas lalu mencuri satu kecupan dibibir sicantik.

"Lagi" Ucapnya sambil kembali mem-pout kan bibirnya.

Shaka dengan senang hati menghujam bibir kasihnya itu dengan kecupan bertubi-tubi.

"Udah?"

Juan mengangguk sambil tersenyum senang.

"Ayo sini kita rakit Lego nya" Ucap Shaka mengusak rambut kasihnya.

Juan menggeleng. "Gamau, pusing baca petunjuknya. Lagian pacar aku kan sayang sama aku, yaudah pacar aku aja yang buatin."

"Dasar" Shaka mencubit gemas hidung kekasihnya itu.

Lalu ia kembali fokus merakit satu persatu benda kecil itu menjadi sebuah miniatur berbentuk boneka, sementara Juan sibuk bermain dengan anak kucing yang dibelikan oleh kasihnya itu.

Hampir 3 jam lamanya, akhirnya Lego itu berbentuk boneka yang memegang bunga.

Shaka melakukan peregangan pada otot-ototnya yang kaku akibat terlalu lama terpaku dalam posisi duduk.

Ia mengedarkan atensinya ke penjuru kamar, lalu menemukan Juan sudah terlelap dilantai dengan anak kucingnya.

Shaka kemudian menghampiri kasihnya itu lalu mengangkatnya untuk dipindahkan keatas ranjang miliknya. Ia selimuti tubuh kasihnya itu lalu ia berikan kecupan singkat pada dahinya.

"Ayo bobo..." Juan tiba-tiba terbangun lalu menarik ujung baju Shaka.

"Bentar ya? Aku pindahin Lego nya dulu"

Juan menggeleng. "Nanti aja... Ayo bobo, mau di pukpuk sama papa" Ucapnya dengan manja.

Shaka pun langsung memposisikan dirinya disebelah Juan, ia peluk tubuh kecil itu lalu ia berikan usapan-usapan lembut pada punggungnya.

Drrt drrt

Shaka mengalihkan atensinya pada ponsel miliknya, ia raih gawai miliknya yang terletak diatas nakas itu lalu ia baca pesan teks dari managernya.

No responses yet