Eren
5 min readJul 11, 2024

⋆˚࿔ morning kiss𝜗𝜚˚⋆

Pagi itu, silau sinar mentari pagi menelusup masuk menembus jendela dengan tirai tipis itu, buat Jake yang tengah lelap dalam tidurnya terusik hingga terbangun dengan lemas.

Matanya mengerjap pelan sambil regangkan otot-ototnya yang terasa kaku setelah semalaman terbaring lama.

Jake mulai beranjak dari ranjangnya, melirik kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Lalu kakinya melangkah menuju jendela kamarnya, menggeser tirai tipis berwarna putih yang menghalagi cahaya mentari pagi yang ingin masuk.

“Haaaaahh…” Jake menguap sambil menatap kearah luar jendela, melihat birunya langit tampak bersih tanpa awan.

Lalu kemudian matanya mulai menelusur kearah lain hingga akhirnya terbelalak kaget melihat sosok Sunghoon yang tengah duduk didepan pintu rumahnya.

“Sunghoon? Dia kok gak bilang mau kesini?!” Jake kemudian buru-buru turun lalu membuka pintu rumahnya, menyambut kedatangan Sunghoon yang ingin bertamu pagi-pagi itu.

“Pagi…” sapa Sunghoon yang sudah berdiri didepan pintu sambil tersenyum.

“Kamu kok ga bilang mau kesini? Kamu pasti udah nunggu lama ya?” Tanya Jake khawatir.

Sunghoon menggeleng sambil tersenyum, lalu sebelah tangannya terangkat memperlihatkan sebuah kantong kresek berisikan bubur ayam.

“Ayo sarapan.” Ajak Sunghoon lalu memberikanya pada Jake.

Jake meraih kresek itu sambil meraba isinya, lalu kemudian matanya menatap Sunghoon sengit. “Boong, buburnya udah dingin gini!”

Sunghoon hanya tertawa lalu mengacak-acak surai Jake gemas, “udah ah jangan dibahas, aku keburu laper ini.” Ucapnya.

Jake hanya menghela nafas lalu mengajak Sunghoon masuk kedalam rumahnya.

Sunghoon membuntut pada sang tuan rumah, hingga sang tuan rumah kini tampak sedikit sibuk memanaskan kuah bubur yang sempat dingin itu. Sunghoon malah asyik bergelayut manja memeluk tubuh mungil Jake dari arah belakang.

Beruntung Jake tak tinggal bersama orang tuannya sekarang, jadi Sunghoon bisa bebas melakukan apapun dirumah itu.

“Berat ih!” Eluh Jake sambil mengelus lengan Sunghoon yang melingkar diperutnya.

Sunghoon terkekeh sambil mengeratkan peluknya, “kasih morning kiss dulu, baru aku lepasin” ucapnya.

Jake memukul lengan pria itu pelan, “modus ih, aku belum mandi, bau.” Tolak Jake.

“Mana ada bau, wangi gini kok.” Sunghoon mendusal pada ceruk kasihnya itu.

Jake hanya mendecih sambil terkekeh, dan biarkan tubuh besar itu bergelayut manja padanya.

Sunghoon yang menunggu-nunggu ciuman dari Jake itupun geram karna tak kunjung mendapatkan ciuman itu, hingga buat pria itu nekat membalik tubuh mungil itu dengan mudah lalu mencuri satu kecupan diranum tebal itu.

Chup!

“Iiih! Nakal!” Jake cubit perut prianya itu hingga ia menggeliat kegelian sambil tertawa pelan.

“Duduk dulu sana, jangan ganggu aku!” Ancam Jake sambil menodongkan spatula nya pada Sunghoon.

“Ampun papah.. iya, ini ayah nurut kok.” Ucap Sunghoon cengegesan buat Jake mendengus geli.

Setelah selesai menghangatkan dua porsi bubur itu, Jake dengan cekatan menyajikan bubur itu kedalam mangkuk lalu membawanya keruang tengah rumahnya, tempat ia biasa bersantai sambil menonton tv.

“Nih.” Jake berikan semangkuk bubur hangat itu pada Sunghoon, lalu mulai menyendok bubur miliknya untuk ia makan.

“Makasih sayang.” Sunghoon terseyum lalu mencium pipi Jake cepat, buat pria manis itu terkekeh pelan.

Berbeda dengan Jake yang langsung menyantap bubur miliknya, Sunghoon justru sibuk dengan remote tv ditangannya, mencari-cari siaran kartun jepang yang sering ia tonton dipagi hari.

“Makan dulu, nanti keburu dingin lagi buburnya.” Ucap Jake.

“Bentar sayang.”

Jake menghela nafasnya pelan, bahkan saat siaran kartun itu sudah ditemukan Sunghoon justru terfokus pada siaran kartun itu seakan lupa dengan semangkuk bubur yang mulai dingin itu.

“Kebiasaan.” Dengus Jake lalu mengambil alih mangkuk milik Sunghoon, lalu mulai menyendok bubur itu dan mengarahkannya pada mulut Sunghoon.

“Buka mulutnya!” Perintah Jake.

Sunghoon menoleh sambil tersenyum dengan raut tanpa dosanya, kemudian membuka mulutnya lebar-lebar lalu menerima suapan dari kasihnya itu.

“Kamu tuh udah gede Hoon, masih aja kayak anak kecil gini, mana yang katanya siap jadi ayah?” Jake mengomel sambil terus menyuapi bayi besarnya itu.

Sunghoon terkekeh lalu menepuk-nepuk pahanya, seakan menyuruh Jake untuk duduk diatas pangkuannya.

Jake menurut, ia duduk diatas pangkuan Sunghoon sambil terus menyuapi pria itu.

Tangan Sunghoon bergerak memeluk pinggang kecil itu sambil menerima tiap suapan yang Jake berikan.

“Justru itu, sebelum aku jadi ayah aku mau puas-puasin jadi bayi kamu sayang. Ntar kalo kita udah punya bayi kan kamu pasti lebih manjain adek bayinya dari pada ayahnya.” ucap Sunghoon beralasan, buat Jake tertawa pelan.

“Emang kamu beneran udah siap jadi orang tua?” Tanya Jake.

Sunghoon mengangguk sambil menelan bubur dimulutnya, “Siap dong.”

Jake tersenyum lalu menaruh mangkuk kosong yang semula ia genggam itu dilantai, lalu mengalungkan tangannya pada pundak Sunghoon.

Jemari mungilnya tampak asyik memainkan ujung rambut Sunghoon, “kita masih kuliah loh, belum punya penghasilan tetap buat biaya hidup kalau nantinya aku beneran hamil.” Ucap Jake.

Sunghoon tersenyum sambil mengeratkan peluknya pada pria manis itu, “aku bisa kok nanti kerja dikantor papa, kamu jangan khawatir masalah itu.” Ucapnya.

Kemudian salah satu tangannya bergerak masuk kedalam piama yang Jake kenakan, lalu bergerak lembut mengusap permukaan perut yang masih tampak rata itu.

“Aku selalu siap kalau nantinya kamu hamil Jake, aku bakal tanggung jawab dari segi manapun. Aku jamin hidup kamu dan anak kita aman digenggamanku, sebisa mungkin aku lakuin yang terbaik buat kalian.” Sambungnya.

Jake langsung berhambur memeluk tubuh lelakinya itu dengan erat, “anak kita bakal jadi anak paling beruntung punya ayah kayak kamu Hoon.” Ucap Jake sambil mendusal pada ceruk leher lelakinya itu.

Sunghoon terkekeh pelan, tangannya telaten memberi usapan-usapan lembut pada punggung sempit itu.

“Satu lagi Jake, kamu jangan pernah merasa bersalah tentang masalah diantara aku sama Sunoo. Kamu gak salah sama sekali, cepat atau lambat aku pasti putus sama Sunoo karna hubungan yang aku mulai sama Sunoo dari awal bukan karna cinta, kayak aku ke kamu.”

Jake mengangguk lemas, ia paham maksud dari ucapan Sunghoon, namun mau bagaimana pun rasa bersalah tetap saja menghantui fikirannya.

“Aku sayang kamu Hoon” ucapnya.

Sunghoon mengangguk, lalu merenggangkan pelukan keduanya, kemudian menyibak helaian rambut yang menutupi dahi pria cantik itu.

Chup

Ia daratkan satu kecupan disana, didahi kasihnya itu dengan begitu lembut. Seakan menyalurkan rasa cintanya yang begitu dalam untuk pria cantiknya itu.

“Aku lebih sayang kamu Jake, bahkan dari diriku sendiri.” Ucapnya kemudian.

Jake tertawa pelan sambil mengangguk, kemudian ia cium pipi Sunghoon secepat kilat, buat pria itu langsung salah tingkah dengan pipinya yang memerah.

“Aku pingsan dulu ya, aduh ga kuat dicium sama orang cantik… tolong…”

“Apasih! Langsung kumat gitu alay nya!” Dengus Jake sambil tertawa pelan.

“Duh dek, nanti kalo lahir mirip papah aja ya? Jangan mirip ayah, nanti kamu ketularan alay.” Jake berucap sambil mengelus perutnya sendiri, buat Sunghoon ikut tertawa.

“aku ga kebagian apa-apa dong kalo si adek mirip kamu semua.”

Jake mengedikkan bahunya lalu turun dari pangkuan Sunghoon, “biarin, kan adek ada diperut aku bukan kamu”

Kemudian pria manis itu beranjak meninggalkan kasihnya yang masih duduk manis didepan tv.

“Heh, sayang! Mau kemana?” Tanya Sunghoon menatap kearah Jake yang sedang menaiki anak tangga itu.

“Mau mandi dulu, aku belum mandi.”

“Jangan lama-lama ya!” Ucapnya kemudian.

“Iyaaa!!!”

No responses yet