Eren
4 min readMay 28, 2023
—movie date

"Kita nonton dulu atau mau main dulu?" Tanya Shaka sambil menggandeng tangan milik Juan, lalu tangannya tergerak mengambil tas yang Juan tenteng untuk ia bawa.

"Gatau, aku bingung"

"Yaudah kita nonton dulu ya, terus makan baru main."

Juan mengangguk setuju.

Saat mereka berjalan menuju area bioskop, ada beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka bahkan memotret menggunakan ponselnya.

Juan mengeratkan genggaman tangannya, kepalanya menunduk. Walaupun mereka sudah menutupi wajah mereka dengan topi, kacamata hitam, dan masker, ia masih takut dirinya akan membuat Shaka terkena skandal.

Shaka yang sadar akan sekitar langsung merangkul kasihnya itu seraya menutupi wajah cantik milik kasihnya itu dengan telapak tangannya.

Shaka dan Juan langsung buru-buru pergi ke loket pengambilan tiketnya dan segera masuk kedalam studio bioskop tersebut.

Mereka langsung menduduki tempat yang telah mereka booking. Mereka sengaja memilih tempat paling belakang dan terletak disudut agar dapat menikmati film dengan nyaman.

"Maaf ya, kamu risih" Ucap Shaka mengelus tangan Juan.

"Gapapa, justru aku seneng ada yang fotoin kita. Biar kamu ngga dijodoh-jodohin lagi sama orang" Ucap Juan membuat Shaka tertawa pelan.

Juan memeluk lengan kasihnya itu lalu menyandar disana.

"Lepasin aja maskernya, bentar lagi lampunya dimatiin"

Juan menurut, ia melepaskan masker dan kacamata yang ia pakai lalu ia berikan pada Shaka. Ia kembali menyandarkan tubuhnya pada Shaka, pun Shaka menyandarkan kepalanya diatas kepala Juan.

Tak lama kemudian lampu bioskop padam menandakan film yang mereka tonton akan segera diputar.

Mereka menikmati film yang diputar itu, film yang menceritakan tentang romansa anak remaja.

"Dia kayak kamu dulu tau, sering jailin aku!" Ucap Juan.

"Karna kamu lucu kalo dijailin, marahnya muncung-muncung"

"Ish!" Juan mencubit pelan lengan Shaka.

Mereka kembali terhanyut dalam film tersebut, Juan tiba-tiba menatap kearah Shaka.

"Kamu dari kapan suka sama aku?"

Shaka ikut menatap mata cantik kasihnya itu.

"Dari dulu, kamu dari dulu cantik Ju, aku suka" Ucapnya.

Entah sejak kapan jarak di antara wajah mereka menipis hingga membuat bibir mereka saling bertemu bersamaan dengan adegan ciuman pada film yang mereka tonton.

Bibir itu saling melumat satu sama lain, disertai gigitan-gigitan kecil yang Shaka berikan membuat Juan membuka mulutnya.

Kini lidah mereka saling bertemu lalu membelit satu sama lain. Kemudian Shaka menyudahinya dengan memberi kecupan singkat pada bibir sicantik.

"I love you, Ju" Ucap Shaka kemudian mencium kening Juan.

"I love you more, Shaa cayang" Balas Juan kemudian memberikan kecupan singkat pada bibir Shaka.

Tanpa mereka ketahui, mereka lah yang menjadi fokus beberapa orang di studio itu. Orang-orang menatap mereka gemas sambil tersenyum bahagia.

Film yang mereka tonton telah selesai, Shaka dan Juan kembali memakai atribut penyamaran mereka. Walaupun itu tak bisa dikatakan penyamaran, karna orang-orang sudah mengetahui siapa mereka.

"Mau mamam apa sayang?" Tanya Shaka.

Juan menggeleng "mamam dirumah aja, aku mau masakin kamu."

"Yaudah jajan aja mau?" Tawar Shaka.

Juan mengangguk.

"Aku pengen beli mainan" Ucapnya.

"Mainan?"

"Hu'um aku pengen main lego sama kamu"

"Yaudah ayo" Shaka merangkul pinggang kasihnya itu.

Mereka pun berjalan menyusuri rak-rak yang memajang beberapa macam lego.

"Sayang mau yang mana? Ini ada lego bunga mau?" Tanya Shaka.

Juan menggeleng.

"Yang ini? Lego rumah-rumahan?"

Juan kembali menggeleng.

"Mau yang itu!" Tunjuk nya pada sebuah kotak Lego bergambar Lego boneka.

Shaka langsung meraih kotak yang hanya tersisa satu buah itu.

"Mau apa lagi sayang?" Tanya nya.

"Udah ini aja." Jawab Juan.

"Yakin?"

Juan mengangguk mantap. Lalu mereka langsung menuju kasir untuk melakukan pembayaran.

Setelah melakukan pembayaran, mereka langsung bergegas menuju time zone yang terletak tak jauh dari tempat sebelumnya.

"Shaa mau pulang" Juan menarik ujung baju Shaka.

"Gamau main?" Tanya Shaka.

"Ndaa, mau main Lego aja dirumah sama kamu."

Shaka menurut, walaupun ia agak sedikit bingung dengan perubahan sikap Juan. Padahal semalam ia terlihat sangat antusias untuk menghabiskan waktu mereka diluar, sampai-sampai Juan telah merancang apa saja yang akan mereka lakukan dihari ini.

"Sayang, kenapa?" Tanya Shaka saat mereka sudah duduk didalam mobil.

"Gapapa" Jawab Juan.

Shaka mendesah pelan, ia tau pasti terjadi sesuatu pada Juan-nya.

"Kamu ngga nyaman ya, diliatin orang-orang?" Tanya Shaka yang hanya dijawab gelengan oleh Juan.

"Terus kenapa? Kan semalem katanya mau main banyak-banyak sama aku, kok malah mau pulang hm?"

Juan nampak menggigit bibir bawahnya dan menunduk seraya meremat ujung bajunya.

"Aku ga suka orang-orang liatin kamu terus" Ucapnya dengan suara pelan.

Shaka langsung meraih kedua tangan Juan, ia cium punggung tangannya.

"Maaf ya, kamu jadi nggak nyaman mainnya" Ucap Shaka.

"Ih nggak gitu Shaa, akutuh cemburu... Kamu sih ganteng terus" Juan menggembungkan pipinya lucu.

Shaka tertawa pelan lalu mencium pipi Juan.

"Ayo pulang, aku ngga mau pacar aku diliatin orang terus"

"Iya sayang, kita pulang."

Saat Shaka ingin menyalakan mesin mobilnya, pergelangan tangannya dicekal oleh Juan.

"Mau peluk"

"Iya nanti peluk yang lama dirumah"

"Sekarang Shaa"

"Yaudah sini duduk" Shaka menepuk-nepuk pahanya.

Juan dengan senang hati langsung menduduki dirinya diatas kasihnya itu lalu segera memeluknya.

Ia mendongakkan kepalanya menatap Shaka lalu memberikan sebuah kecupan dibibir milik kasihnya itu.

"Let's go papa!" Ucap Juan membuat Shaka terkekeh.

Shaka pun menyalakan mesin mobilnya lalu menekan pedal gas menuju rumah mereka.

No responses yet