Setelah mendapat pesan lokasi dari Jaeyun, Sunghoon langsung buru-buru mengambil kunci mobilnya lalu bergegas menuju ketempat dimana Jaeyun berada.
Saat sampai disana, netranya langsung tertuju pada seorang pria mungil dengan surai hitam tengah duduk berjongkok sambil bermain dengan anak kucing.
Tanpa membuang waktu Sunghoon langsung menghampiri Jaeyun.
“Heh!”
Jaeyun mendongakkan kepalanya.
“Ayo pulang”
“Boleh bawa anak kucing ini, kasian dia sendirian” Ucap Jaeyun dengan nada memohon.
“Anak kucing itu ada induknya, ntar kalo lu bawa anaknya induknya nyariin. Cukup gua aja yang lu bikin pusing, jangan kucing juga”
Jaeyun menundukkan kepalanya. Tak lama kemudian seekor kucing dewasa menghampiri mereka lalu membawa anak kucing tersebut.
“Maaf kemaren gua udah emosi sama lu” Sunghoon membuka suara.
“Gapapa kok, lagian kamu bener, aku ngerepotin kamu sama ayah terus” Jaeyun berdiri namun kepalanya masih menunduk.
Sunghoon tak menjawab, ia langsung menggenggam tangan Jaeyun lalu menariknya kedalam mobil.
“Kita beli makan dulu, lu pasti belum makan. Dirumah juga ngga ada apa-apa.”
“Sunghoon” Panggil Jaeyun.
Sunghoon menatap Jaeyun dengan sebelah alisnya yang naik.
“Boleh beli ice cream? Aku pengen makan ice cream”
“Boleh, tapi makan dulu” Sunghoon langsung menjalankan mobilnya menuju salah satu restoran cepat saji.
“Tadi ngapain sampe bisa nyasar kesana?” Sunghoon membuka suara.
“Aku mau kerja part time di minimarket tadi, ternyata udah ada yang isi kerjaannya. Terus mau cari kontrakan tapi takut, kontrakannya serem.” Jelas Jaeyun membuka Sunghoon sedikit tertawa.
Jaeyun terkejut melihat tawa dari Sunghoon, sejak hari dimana ia diangkat menjadi salah satu anggota keluarga mereka, yang ia lihat dari Sunghoon hanyalah wajah datar dan sinis.
“Anak kecil kayak lu mana bisa hidup mandiri. Btw, ayah ga pulang satu minggu kedepan.”
“Kenapa?”
“Ada kerjaan diluar kota” Jawab Sunghoon.
Jaeyun mengangguk paham, sepanjang perjalanan malam itu baru Jaeyun ketahui sisi Sunghoon yang lain.