Juan merebahkan dirinya diatas kasur dengan lengan Shaka menjadi bantalan nya.
Shaka nampak santai dengan kaos putihnya tengah memilih film apa yang akan mereka tonton.
Awalnya Shaka kira Juan ingin segera ditemani untuk tidur, tapi ternyata Juan masih belum mengantuk dan merasa bosan.
"Shaa" panggil Juan.
"Hmm"
"Lo udah mandi?" Tanya Juan sambil melingkarkan tangannya diperut Shaka dan menyandarkan kepalanya didada Shaka.
"Belom, kan lo nyuruh mandi disini." Shaka mengelus surai hitam milik Juan.
"Kok wangi? Orang kalo keringetan kan bau"
"Hidung lo rusak kali" Shaka terkekeh pelan membuat Juan berdecak.
"Nonton Tayo aja dulu ya, gue tinggal mandi bentar" Ucap Shaka.
"Hu'um, jangan lama!"
"Iya Kucing!"
Shaka bangkit dari posisinya dan melangkah menuju kamar mandi yang ada dikamar Juan.
Setelah hampir 20 menit, Shaka akhirnya keluar dari kamar mandi dengan celana piama tidur saja.
Shaka merebahkan tubuhnya disamping Juan dan memeluk sang pemilik tubuh kecil itu dari samping.
Juan menoleh kearah Shaka seraya mengelus surai hitam yang basah itu.
"Ntar masuk angin kalo ga pake baju Shaa." ucap Juan menghadap Shaka.
"Gerah Ju"
"Lo udah SMA tapi masih bau bayi Ju, enak banget." Shaka menghendusi leher Juan.
"Ish geli Shaa"
Shaka hanya terkekeh pelan menampakkan gigi taringnya.
"Udah makan belom Ju?"
"Harusnya gue yang nanya gitu, kan lo baru pulang taekwondo. Tapi dirumah cuma ada chiki chikian dikulkas, mami ikut papi keluar kota jadi ga ada yang masak hehe."
"Yaudah go food aja mau?"
Juan mengangguk "Pengen burger deh kayaknya enak."
Shaka mengangguk lalu meraih ponsel miliknya dinakas untuk mengorder makanan itu dari aplikasi online.
"Shaa jangan digigit lehernya! Sakit tau!" Juan mendorong kepala Shaka agar menjauh dari lehernya.
"Gemes leher lu kayak leher bayi, wangi" Ucap Shaka kembali menciumi leher Juan.
"Jangan gigit... " Cicit Juan.
"Iya sayang"
"Geli!" Juan merotasikan bola matanya mendengar ucapan Shaka.
drrt drrt
Getaran ponsel Shaka mengalihkan atensinya.
"Udah dateng pesenannya, gue ambil dulu kebawah."
Juan hanya berdehem pelan, ia masih fokus dengan drama yang ia tonton.
Tak lama kemudian Shaka kembali dengan kantong berisi makanan yang mereka pesan didalamnya.
"Ada es krim!!" Juan kegirangan melihat satu cup sedang es krim didalam lontong tersebut.
"Habisin dulu makanannya baru boleh makan es krim."
Mereka pun memakan makanan mereka masing-masing sambil terfokus dengan drama yang ditayangkan.
Shaka duduk menyandar di head board ranjang dengan Juan yang menyandar didadanya.
Setelah menghabiskan makanannya, Juan meraih cup es krim tersebut lalu memakannya.
Juan sangat fokus menonton adegan romansa dari drama tersebut sedangkan Shaka sibuk dengan group chat di ponselnya.
Sampai saat dimana dua tokoh utama melakukan adegan ciuman, Juan menelan ludahnya kasar. Terlintas difikiran nya bagaimana rasanya berciuman seperti itu. Ia lantas menoleh kearah Shaka yang fokus dengan ponsel ditangannya.
"Shaa" Panggil Juan.
"Hmm"
"Lo pernah ciuman ngga?" Tanya Juan.
"Udah, dulu kan lo yang cium gue" Jawab Shaka acuh.
"Ish itu kan dulu waktu masih kecil, udah lama banget juga! terus ciumnya juga cuma sebentar" Juan menundukkan kepalanya.
Shaka melirik Juan sekilas lalu melihat adegan kissing didrama tersebut.
Shaka terkekeh lalu mengusak surai hitam milik Juan. "Gede dulu baru boleh ciuman kayak gitu."
"Gue udah gede?"
"Masih bau bayi."
Juan menunduk sedih lalu menaruh cup es krim yang ia makan dinakas.
"Mau ciuman Shaa" Cicit Juan dengan wajah memelas.
Shaka mengambil remote yang tergeletak lalu mematikan TV tersebut.
"Besok jangan nonton drama lagi, nonton kartun aja! Bahaya kalo lo penasaran kayak gini sama orang lain!" Shaka menghela nafasnya.
"Ju, ciuman ga boleh sama sembarangan orang. Ciuman cuma boleh sama orang—" Belum selesai Shaka melanjutkan kalimatnya, Juan sudah duduk di pangkuannya menatap lurus mata milik Shaka lalu beralih ke bibirnya.
Nafas Shaka serasa tercekat, Juan sunggung menguji imannya.
"Juju mau cium, Shaa" Juan mengalungkan tangannya dipundak Shaka.
Juan mendekatkan wajahnya dengan wajah Shaka lalu menempelkan bibirnya pada bibir milik Shaka. Kedua benda lembut itu bersentuhan dengan Juan yang mencoba melumat bibir milik Shaka.
Shaka yang awalnya menolak kini ikut terhanyut dalam ciuman itu. Shaka menautkan kedua tangannya pada pinggang ramping milik Juan sambil mengelus-elusnya.
"shh" Juan mendesis pelan lalu membuka mulutnya saat Shaka menggigit bibir bawahnya.
Kini ciuman yang lembut itu mulai berubah menjadi ciuman yang panas dan menggairahkan. Lidah Shaka bermain dengan aktifnya, membelit, menjilati isi mulut Juan.
"mphh" Juan memukul pelan dada milik Shaka.
Shaka pun menyudahi aktifitas tersebut lalu menjauhkan wajahnya dari wajah Juan. Lalu mengecup singkat bibir Juan.
"Shaa" Juan masih menatap bibir Shaka.
"Hmm"
"Julurin lidahnya"
Shaka hanya menurut, mungkin Juan ingin memastikan lidahnya baik-baik saja.
Tanpa diduga, Juan menjilat lidah milik Shaka lalu menghisap nya. Tak hanya menghisap, Juan bahkan mengemut lidah itu layaknya bayi yang kelaparan.
Shaka merasa terkejut dan membuat gejolak dalam dirinya bangkit hingga tanpa sadar meremas bokong milik Juan.
"nghhh Shaka" Juan melepaskan hisapan nya pada lidah Shaka.
Shaka menatap wajah Juan yang nampak mulai memerah.
"Cantik" ucapnya tanpa sadar membuat Juan ikut menatap kearahnya.
Kesadaran Juan mulai kembali membuat keduanya berada dalam suasana sangat canggung dengan masih saling menatap.
Shaka lebih dulu memutuskan pandangan mereka dengan membuang wajahnya.
"Gue mau kekamar mandi dulu." Ucap Shaka.
Ia merasa sesak di bagian bawahnya dengan Juan menindih tepat diatas tempat sesaknya itu.
Juan pun turun dari pangkuan Shaka "M-mau ngapain?" Tanya nya berusaha mencairkan suasana.
"Pipis"