Jaeyun melihat penampilannya dari ujung rambut hingga ujung kaki, terus begitu sejak dari tadi.
Tak dapat dipungkiri bahwa Jaeyun benar-benar gugup sekarang karna ini pertama kalinya ia akan bertemu dengan seseorang yang baru saja ia kenal.
Jaeyun takut penampilannya mengecewakan Sunghoon, Jaeyun takut wanginya bukan wangi yang disukai laki-laki itu.
Namun tiba-tiba pintu kamarnya diketuk, buat lamunannya seketika buyar.
Toktoktok!
“Jaeyun?”
“shit!!!” Ucap Jaeyun sambil membekap mulutnya, saat mendengar seruan namanya dari luar pintu kamarnya itu.
“mungkin masih mandi kali ya?” Gumam Sunghoon pelan dari luar kamar Jaeyun, tapi masih bisa didengar oleh sang pemilik kamar itu.
“Udah! Udah kok! Bu-buka aja pintunya ngga dikunci!” Saut Jaeyun dari dalam kamar.
“beneran?”
“iya! Masuk aja Sung — Sunghoon!”
Dari luar sana Sunghoon nampak terkekeh pelan mendengar bagaimana gugupnya pria cantik itu.
Ceklek ~
Knop pintu terbuka.
Baik Sunghoon maupun Jaeyun, mata keduanya langsung beradu tatap saling mengunci satu sama lain.
Jantung Jaeyun berdegup semakin kencang saat melihat langsung bagaimana paras lelaki dari jurusan teknik itu secara langsung. Tubuh tinggi, hidung mancung, dan rambut tertata rapi. Sangat bertolak belakang dengan anak teknik yang Jaeyun bayangkan.
“H-hai…” sapa Jaeyun sambil melambaikan tangannya kecil.
Sunghoon tersenyum, buat Jaeyun terpana karan paras tampannya.
“udah siap?” tanya Sunghoon.
“udah.. Tapi — tapi! Gue belum pake parfum karna bingung… maksudnya, gue takut lo nggak suka bau nya..” ucap Jaeyun agak canggung.
Sunghoon pun berjalan mendekat kearah Jaeyun, lalu ikut melihat beberapa koleksi parfum yang terpajang didepan meja rias laki-laki itu.
“yang biasa lu pake, yang mana?” Tanya Sunghoon.
“yang ini!” Jawab Jaeyun semangat sambil menunjuk salah satu botol kaca berwarna putih.
Sunghoon mengangguk pelan, lalu tiba-tiba laki-laki itu meraih tangan Jaeyun dan menggenggamnya.
“pinjem tangannya ya?” Izin Sunghoon sambil tersenyum yang langsung dibalas anggukan oleh Jaeyun.
Kemudian Sunghoon ambil parfum yang sempat Jaeyun tunjuk tadi, lalu menyemprotkannya pada punggung tangan lelaki itu.
Pssh pssh
Dua kali ia semprokan, lalu ia letakkan kembali parfum itu pada tempatnya.
Kemudian ia tarik dengan lembut tangan Jaeyun, lalu mencium — lebih tepatnya menghirup aroma parfum yang baru saja ia semprokan pada punggung tangan Jaeyun.
Jantung Jaeyun kembali berdegup kencang, lututnya terasa lemas saat Sunghoon mencium punggung tangannya.
“Vanilla?”
“eum..” Jaeyun mengangguk pelan sambil merunduk, menyembunyikan pipinya yang memerah.
“gua suka semua yang ada Vanilla nya, Maybe, you will be included too, because your smell like my favorite, Vanilla” Ucap Sunghoon sambil mendekatkan wajahnya dengan Jaeyun, lalu tersenyum.
Jaeyun hanya diam, bingung harus bagaimana mana membalas ucapan laki-laki teknik yang membuatnya salah tingkah itu.
“kalo gitu, ayo berangkat.”
“t-tas! Gue mau ambil tas sama dompet du — ”
“ambil tas nya aja, dompetnya tinggal. Hari ini gua yang jajanin.”
“tapi — ”
“nurut, cantik..”