Eren
3 min readJun 2, 2023
—promise

Badan Jake melemas kala melihat sosok dengan jubah putih melayang didepan pintu kamarnya.

Sosok itu menatap lurus kearahnya.

Dengan badan yang bergetar ia dengan cepat menggendong putra kecilnya yang sedang tertidur lelap lalu berlari kearah kamar mandi.

Ia tutup lalu kunci pintu kamar mandi itu.

Ia memeluk erat bayi kecilnya seraya mencoba menghubungi Samuel melalui ponselnya.

Tok! Tok! Tok!

Pintu kamar mandi itu diketuk dengan keras membuat tangannya yang sedang mengetikkan pesan pada Samuel menjatuhkan ponselnya.

Tiba-tiba lampu kamar mandi itu mati dan menyala sendirinya. Jake semakin dibuat panik ketika bayi kecilnya menangis dengan keras.

"Sstt.. Papi disini sayang.." Ia peluk erat seraya memberi tepukan pelan pada punggung bayi kecil itu.

Namun nihil, bayi itu terus saja menangis.

Dengan tangan yang bergetar Jake membuka kancing baju bagian atasnya lalu memberikan putingnya pada bayi kecil itu. Namun tetap saja, bayi itu seolah mengabaikan putingnya dan terus menangis dengan keras.

"Sst s-sayang jangan nangis hiks.." Tanpa sadar Jake ikut menangis.

Ia tak tau harus bagaimana, bayi kecilnya ini terus saja menangis semantara suara ketukan pintu itu tak berhenti.

Ia hanya bisa memeluk bayi kecil itu erat sambil memejamkan matanya.

"hiks.. hiks.. jangan ganggu" Ucapnya Lirih.

Samuel yang baru saja sampai langsung memasuki pintu rumahnya, saat memasuki rumahnya sudah terdengar suara tangisan bayi kecil mereka.

Ia panik dan langsung berlari kearah kamar mereka yang terletak di lantai dua.

Kamar itu masih terlihat rapi namun hanya kasurnya yang terlihat sedikit berantakan.

Samuel tak menemukan siapapun disana namun ia masih mendengar suara tangisan bayinya yang bersumber dari kamar mandi disudut kamar mereka.

Ia segera melangkahkan kakinya kesana, tak hanya suara tangisan bayi, ia bahkan mendengar suara tangisan milik Jake.

"Sayang... Buka pintunya... Ini aku" Samuel berusaha mengetuk pintu namun tak ada jawaban dari dalam sana.

Ia semakin khawatir, tanpa fikir panjang ia dobrak pintu itu lalu menemukan Jake yang duduk terkapar dilantai kamar mandi sedang menangis sambil memeluk erat bayi mereka.

Samuel segera mendekati mereka, ia peluk tubuh Jake yang bergetar seraya memberi usapan pada punggungnya.

"Hei.. Tenang.. Aku disini.." Samuel terus menenangkan Jake sambil mencium pucuk kepalanya.

"T-takut Sam.. Ada hantu" Ucap Jake.

"Ngga ada apapun sayang... Ayo keluar"

Jake menggeleng. Samuel menghembuskan nafasnya, ia beralih mengambil bayi kecil mereka lalu menggendongnya.

Ia timang-timang bayi kecil itu sampai tangisannya berhenti, sementara Jake masi duduk meringkuk dilantai kamar mandi.

"Udah ya.. Jangan takut, Nicho nangis gara-gara liat kamu panik"

Jake mendongakkan kepalanya menatap Suaminya itu.

"Nicho takut gara-gara aku?"

"Iya"

"Kamu nyalahin aku?! Kamu tuh gak tau Sam! Aku liat dengan mata kepalaku sendiri hantu itu ngejer-ngejer aku sama Nicho sampe kedalam kamar mandi! Kamu gak ngerasain gimana paniknya aku!" Ucap Jake kesal meluapkan segala emosinya.

"Stop Jake! Ga ada siapa pun! Cuma ada aku sama kamu! No one here!" Samuel yang ikut tersulut emosi tak sengaja membentak Jake.

Jake diam, air matanya mengalir keluar dari pelupuk matanya. Ia membelakangi Samuel sambil mengatur emosi dan nafasnya yang naik turun.

Samuel ikut menghela nafas, ia sadar kesalahannya yang telah membentak Jake.

Ia berjalan keluar lalu meletakkan bayi kecil yang sudah tertidur pulas itu didalam box nya. Kemudian ia kembali masuk kedalam kamar mandi mendekati Jake yang terlihat masih menangis dengan batu yang bergetar.

Ia peluk tubuh itu dari belakang.

"Maaf.. Maaf udah kasar. Aku cuma mau kamu hilangin semua fikiran negatif kamu. Ngga ada siapapun disini, cuma ada aku, kamu, sama Nicho"

Jake masih diam sambil mengelap pelupuk matanya yang basah.

"Ngga ada yang berani nyentuh kamu selama ada aku disini, oke. Jadi jangan takut, mulai sekarang aku akan selalu ada disamping kamu"

"Janji?"

"Hm... I promise" Balasannya.

Jake membalikkan tubuhnya lalu memeluk tubuh milik Samuel. Ia mulai merasakan tenang dalam dekapan suaminya itu.

"Gendong"

Samuel terkekeh lalu menuruti permintaan suaminya itu.

Chup.

Jake memberi kecupan dibibir suaminya itu lalu membenamkan wajahnya pada ceruk Samuel.

No responses yet