Eren
8 min readJun 25, 2024
⋆˚࿔ spill or drink 𝜗𝜚˚⋆

“Udah” tanya Heeseung saat melihat kehadiran Jay dari balik pintu kamar mandi.

Jay mengangguk kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dirinya sungguh merasa canggung berada didekat Heeseung sekarang.

Sebenarnya Jay tak ada niat untuk buang air kecil sama sekali, namun ia harus mencari alasan agar Heeseung bisa menjauh dari Jake, agar teman karibnya itu bisa bebas duduk disekitar Jake.

Bukannya Jay mendukung tindakan tak bermoral temannya itu, hanya saja ia tak punya pilihan lain selain menurut, lagi pula itu demi kebahagiaan temannya.

Hitung-hitung Jay ingin menebus kesalahannya pada Sunghoon, karna menurutnya ia cukup bersalah karna waktu itu ia yang menyuruh Sunghoon memulai hubungan baru.

“Kak” panggil Jay tiba-tiba saat mereka sedang berjalan menuju bagian halaman Villa, yang menjadi tempat pesta kecil mereka malam ini.

Heeseung memberhentikan langkahnya seraya menoleh, “hm?”

“Anu… nanti duduknya disamping gue aja ya?”

Heeseung menatap Jay bingung, mengapa anak ini tiba-tiba ingin terus berdekatan dengannya.

“gamau?” Tanya Jay memastikan, saat melihat Heeseung yang tak merespon sama sekali.

Heeseung yang merasa tak enak langsung tersenyum kikuk mencairkan suasana canggung itu, kepalanya mengangguk pelan, “mau kok, boleh.” Ucapnya sambil mengacak-acak rambut yang lebih muda.

Lagi-lagi jantung Jay berdegup kencang, buat pria itu terdiam sesaat lalu kemudian berjalan duluan mendahului Heeseung.

Saat memasuki halaman, semua orang sudah duduk ditempatnya masing-masing. Hanya tersisa dua tempat disudut paling kiri, tepat bersebrangan dengan Jake dan Sunghoon.

Jay mendengus pelan sambil menatap Sunghoon sinis, sementara Sunghoon terkekeh melihat wajah jengkel sahabat karibnya itu.

“Perhatian!”

Ting ting

Mama Sunghoon mengambil atensi sambil mengetuk sebuah gelas kaca ditangannya dengan sebuah sendok, buat suasana yang lumayan ricuh itu menjadi hening.

Semua mata tertuju pada wanita paruh baya itu.

“Pertama-tama disini mama mau mengucapkan banyak terima kasih sama kalian, anak-anak mama yang udah mau berpartisipasi diliburan kali ini —

— rasanya mama bahagia sekali karna suasananya ramai dan asik, walaupun sempat ada tragedi yang lumayan bikin mama ketakutan kemarin …

Tapi untungnya gak terjadi hal serius, mama sangat amat bersyukur sekali Sunghoon dan Jake bisa kembali dalam keadaan selamat disini.

Dan disini pun mama mau minta maaf atas kelalaian mama, dan ucapan atau tingkah mama yang mungkin ada bikin kalian gak nyaman tanpa sadar, mama minta maaf ya..

Tolong jangan kapok lagi kalau nantinya mama ajakin liburan bareng lagi, oke?”

“Oke ma!” Jawab semuanya kompak.

Lalu mereka semua mengangkat gelas ditangannya lalu bersulang bersama.

Triingg

Bunyi gelas yang bertubrukan itu terdengar nyaring, lalu disusul tawa setelah mereka menegak minumannya masing-masing.

Mereka pun mulai menyantap hidangan-hidangan yang sudah disiapkan itu, tak terkecuali Jake.

Pria cantik itu tampak lahap menyantap kue coklatnya, buat Sunghoon yang berada disebelahnya itu gemas.

Dari bawah meja tangannya merayap mengendap-endap mencari keberadaan tangan Jake.

Grep!

Jake yang tengah asyik menyantap makanannya itu sontak kaget saat merasakan tangannya digenggam oleh tangan besar Sunghoon.

Ia pun menoleh pada pria itu dan mendapati pria itu nampak tersenyum sambil menatapnya.

Jantungnya seketika berdegup kencang, pipinya memerah karna malu.

“Lepasin, ih!” Bisik Jake malu-malu.

Sunghoon terkekeh sambil menggeleng pelan, pria itu justru mengeratkan genggamannya lalu tiba-tiba mengecup punggung tangan Jake secepat kilat.

Jake panik bukan main, takut aksi nekat Sunghoon disaksikan oleh orang-orang, terutama Heeseung dan Jay yang duduk diseberang mereka.

“Ga ada yang liat, jangan panik” bisik Sunghoon.

“Disebelah kamu ada pacar kamu!” Jake cubit perut Sunghoon hingga pria itu sedikit meringis sambil menggeliat.

“Akhh”

Ringisan Sunghoon itu sontak mencuri perhatian semua orang, termasuk Sunoo, kekasihnya.

“Hoon? Kamu kenapa?” Tanya Sunoo khawatir.

“A-ah itu, kepentok meja kaki ku.” Alasannya.

“Hati-hati..” ucap Sunoo mengelus paha Sunghoon pelan.

Sunghoon mengangguk sambil tersenyum, “aku gapapa, lanjutin aja makannya.” Ucap Sunghoon lalu menyingkirkan tangan Sunoo dari pahanya.

“Eum.. oke..” ucap Sunoo.

Jake yang merasa sedikit bersalah itu melirik pada Sunghoon, entah mengapa wajah Sunghoon benar-benar seperti kesakitan.

Jake pun sedikit menggeser tubuhnya mendekat kearah Sunghoon, tangannya merayap diam-diam lalu bergerak mengelus perut pria itu pelan.

Sunghoon lantas menoleh pada Jake, lalu terkekeh.

“Maaf…” bisik Jake.

Sunghoon tak menjawab, laki-laki itu justru meraih tangan Jake untuk ia genggam secara diam-diam, dibawah meja.

Jake kembali mengulum senyumnya, ia sungguh senang dengan perlakuan Sunghoon padanya.

Malam semakin larut, buat beberapa diantara mereka mulai merasa kantuk dan memilih untuk kembali kekamarnya masing-masing.

Yang tersisa sekarang hanya Sunghoon, Jay, Heeseung, Riki, Sunoo, dan Jake.

Anak-anak muda itu tampak berbincang ringan sambil saling melemparkan candaannya.

Jangan lupakan tangan Sunghoon yang masih setia bertengger menggenggam tangan Jake dibawah sana, sementara tangan satunya ia sematkan pada pundak kekasihnya, Sunoo.

“Oh iya, siapa aja disini yang belum pernah minum?” Tanya Jay sambil membuka sebotol minuman beralkohol itu.

Jake, Sunoo, dan Riki menunjuk.

“Riki gak boleh ya, belum dua puluh tahun.” Ucap Sunoo.

Riki yang duduk disebrangnya itu tertawa pelan, “boleh kok, asal gak ketahuan. Iya kan kak?” Riki melirik pada Sunghoon.

Sunghoon mengangguk, “jangan sampe gak sadar aja.” Ucapnya.

Sunoo menatap Sunghoon kaget, “kok? Bukannya mama kamu larang?”

“Soalnya dia dulu juga gitu Noo” ucap Jake sambil terkekeh.

Sunoo mengangguk paham, tak ada rasa kesal sedikit pun buat Sunoo saat Jake menjawab pertanyaan itu. Karna menurut Sunoo Jake hanya sekedar memberi tahunya, lagi pula menurut Sunoo Jake itu tipikal orang yang lembut dan baik.

Jay mulai menuangkan minuman itu kemasing-masing gelas kecil yang sudah tersusun rapi disana.

Jake melirik pada Sunghoon seakan meminta izin pada pria itu, sementara Sunghoon hanya tersenyum sambil mengangguk memberikan izinnya.

Satu persatu dari mereka pun mulai mengambil gelasnya masing-masing lalu bersulang bersama kemudian menegak minuman itu dengan sekali teguk.

Jake dan Sunoo meringis saat merasakan rasa asing itu masuk kedalam mulutnya, sementara Riki si pemuda 19 tahun itu tak memperlihatkan ekspresi apapun seolah sudah terbiasa meminum minuman beralkohol itu.

“Gimana? Enak?” Tanya Jay pada Jake dan Sunoo.

“Agak aneh, tapi oke lah…” ucap Jake yang disetujuki oleh Sunoo.

“Kalo gak suka jangan diminum lagi.” Ucap Heeseung menatap Jake.

“Suka kok kak, cuma belum terbiasa aja sama rasanya, soalnya baru pertama kali cobain.” Ucap Jake tersenyum.

Sunghoon mendengus, lalu kembali menuangkan minuman itu kedalam cangkirnya dan langsung menegaknya begitu saja.

“Oke, biar ga bosen gimana kalo kita main games?” Ucap Jay sambil meraih sebuah botol soda yang sudah kosong.

“Ah, main truth or dare ya?” Tanya Sunoo.

Jay mengangguk, “hampir mirip, namanya Spill or drink.” Ucapnya.

“Cara mainnya, gue bakal puter botol ini terus kalo botol ini nunjuk ke elu, lu harus jawab pertanyaan yang dari kita. Kalau lu bisa atau mau, lu bisa jawab, tapi kalau ga mau jawab, lu harus minum.”

Yang lain mengangguk setuju mendengarkan penjelasan dari Jay.

“Oke, gue mulai ya?” Ucap Jay, lalu mulai memutar botol kosong itu.

Botol kosong itu berputar dengan begitu cepat, buat mereka semua berdegup takut botol itu berhenti pada mereka, terutama Jake.

Botol yang semula betputar cepat itu mulai melambat, semakin lambat hingga berhenti kearah Heeseung.

“WAH! HAHAHAHA” Jay tertawa puas sambil menunjuk Heeseung.

Sementara Heeseung hanya tertawa pelan sambil menggelengkan kepalanya.

“Ayo sini siapa yang mau nanya.” Ucap Heeseung.

Sunghoon melirik pada Jay, buat Jay merotasikan matanya. Jay tau apa yang ingin Sunghoon ketahui dari Heeseung, namun menyuruhnya untuk bertanya.

“Gue!”

Heeseung beralih menatap Jay, menunggu pertanyaan apa yang akan terlontar dari bibir pria itu.

“Kakak punya pacar? Atau orang yang kakak suka disini?” Tanya Jay buat Heeseung terkekeh.

Sementara Sunghoon tampak serius menatap Heeseung, menunggu jawaban apa yang akan keluar dari mulut pria itu.

Namun pria itu justru menuangkan minuman kedalam gelasnya lalu menegak minuman itu.

“Wah ternyata ada?!” Tanya Jay tak percaya.

Heeseung hanya mengedikkan bahunya seakan tak mau menjawab, “sekarang giliran kakak ya yang putar.” Ucapnya lalu memutar botol kosong itu.

Botol itu kembali memutar cepat kemudian perlahan melambat lalu berhenti pada Riki.

“Loh?” Riki menatap botol itu tak percaya buat Sunoo dan yang lain tertawa.

“Aku mau tanya! Aku!” Ucap Jake semangat.

Riki terkekeh sambil mengangguk, “mau nanya apa emang, kak?” Tanya Riki.

“Riki udah punya pacar belum?” Tanya Jake.

Jay tiba-tiba tertawa, “hahaha anjir bisaan ini Jake, putus sama abangnya langsung nge gas adeknya.”

“Eh engga! Ga gitu ih, cuma penasaran aja soalnya Riki ga pernah keliatan punya pacarnya.” Sanggah Jake panik, sambil melirik kearah Sunghoon.

Sunghoon hanya tertawa sambil mengelus-elus tangan Jake yang ia genggam.

“Kalo pacar sih belum, susah juga mau pacaran soalnya saingannya kakak sendiri.” Ucap Riki melirik kearah Sunoo lalu terkekeh pelan.

Sunoo seketika menunduk, menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah itu.

Jay dan Heeseung tertawa, kedua pria dewasa itu mengira orang yang dimaksud Riki itu adalah Jake, padahal yang dimaksud Riki itu adalah Sunoo.

Sunghoon langsung menyentil dahi adik laki-lakinya itu geram, ia seakan merasa terancam, takut jika Jake nya itu benar-benar diambil oleh adiknya sendiri.

“Sekolah dulu yang bener, baru cinta-cintaan!” Ucap Sunghoon.

Riki mendengus sambil mengusap dahinya pelan, “kayak paling bener aja hidupnya.” Ucap Riki membuat suasana kala itu pecah mentertawakan Sunghoon.

Sunghoon hanya mendengus pelan mendengar ucapan adiknya itu.

“Udah-udah, ayo puter lagi Ki!” Ucap Jay menengahi.

Riki pun terlurur kemudian memutar botol kosong itu lagi, botol itu berputar kencang hingga melambat lalu berhenti tepat menghadap Sunghoon.

“Kena lu!” Ucap Jay sambil tertawa.

Sunghoon menghela nafasnya pelan, “ayo sini siapa yang mau nanya?” Ucapnya siap.

Sunoo tampak melirik kearah Jake, begitupun Jake, anak itu diam-diam melirik Sunoo dari ekor matanya.

“Ini ga ada yang mau nanya?” Tanya Jay saat suasana tiba-tiba hening.

Heeseung tiba-tiba menunjuk diri, buat Sunghoon seketika merasa was-was dengan pertanyaan yang akan dilontarkan pria itu.

Heeseung menatap Sunghoon sengit sambil tersenyum miring, “kalau Sunoo sama Jake tenggelam bersamaan, dan lu cuma bisa nyelamatin salah satu dari mereka, siapa yang bakal lu selamatin?” Tanya nya.

Sunghoon menegang, tangannya mengepal dibawah meja.

“Kakak? Apaan sih pertanyaannya?!” Jake menatap Heeseung kesal, lalu melirik kearah Sunghoon yang tampak terdiam menahan emosinya itu.

Heeseung mengedikkan bahunya santai lalu meneguk secangkir minumannya, “ngga ada peraturan buat pertanyaanya kan? Lagian itu pertanyaan mudah, kalaupun gabisa jawab Sunghoon bisa pilih buat minum.” Ucapnya santai.

Entah mengapa Jake tiba-tiba merasa jengkel dengan orang yang sudah ia anggap kakak itu.

Tangannya terulur mengelus tangan Sunghoon yang mengepal dibawah sana, matanya bertemu dengan Sunghoon.

Jake menatap Sunghoon dalam, seakan menyuruh pria itu untuk memilih kekasihnya saja.

Namun Sunghoon langsung beralih menatap kekasihnya, Sunoo yang tengah menunduk canggung disebelahnya.

Sunghoon kemudian tertawa pelan, buat yang lain bingung, namun kemudian menatap Heeseung tajam.

“Gua ga akan memilih salah satu dari mereka, karna gua ga bisa renang.” Ucap Sunghoon.

“Ah — hahaha baru mau ngasih tau kalo kak Hoon ga bisa renang, jadi gak mungkin bisa nyelamatin kak Sunoo atau kak Jake. Yang ada dia ikut tenggelem juga!” Ucap Riki sambil tertawa canggung ingin mencairkan suasana.

Jay ikut tertawa, diiringi Jake dan Sunoo yang ikut tertawa. Namun baik Heeseung maupun Sunghoon, kedua dominan ini saling melemparkan tatapan tajam satu sama lain tak berniat ikut tertawa bersama yang lain.

“Puter Hoon, lanjut!” Titah Jay.

Sunghoon pun mengambil alih botol kosong itu lalu memutarnya dengan cepat, botol itu memutar cepat lalu kemudian melambat dan berhenti pada Jake.

“Wahh.. akhirnya kena juga” Jake tertawa pelan menatap botol kosong yang menunjuk padanya itu.

Sunoo tiba-tiba menunjuk, buat Jake seketika berdegup cemas.

“Pilih cium salah satu orang disini atau minum sisa alkohol dibotol?” Tanya Sunoo.

Jake terkejut, lalu menatap kearah yang lain kemudian berganti menatap sisa minuman beralkohol itu yang terlihat masih lumayan banyak.

Jake menegup ludahnya kasar, bingung harus memilih salah satu dari mereka untuk dicium atau harus menegak habis sisa minuman yang ada dibotol.

“Cium nya dima — ”

“Dibibir dong!” Sela Jay buat Jake semakin bingung.

Matanya menatap pada Sunghoon seakan meminta jawaban, namun Sunghoon justru tak memberi respon apapun buat Jake semakin bingung.

Heeseung yang melihat itu sadar, kalau ada sesuatu yang salah terjadi diantara Sunghoon dan Jake. Heeseung berdecak pelan, ia bangkit dari duduknya lalu menarik rahang Jake untuk berciuman dengannya.

Namun siapa sangka, Heeseung kalah cepat.

Nyatanya Jake lebih cekatan meraih botol minuman itu lalu menyumpal mulutnya dengan botol itu.

Glup glup glup

Jake memejamkan matanya sambil terus menegak sisa minuman itu sampai habis.

No responses yet