Eren
5 min readJun 6, 2024

⋆˚࿔ stuck with u𝜗𝜚˚⋆

“Sunghoon mana Sunghoon? Belum siap?” Tanya mama Sunghoon mencari keberadaan anak sulungnya itu diantara rombongan anak-anaknya.

“Ngambil jaket sama kacamata ma, tadi kelupaan katanya.” Ucap Riki.

Hanni merotasikan matanya jengah, “kebiasaan banget selalu leteh.”

Tak lama kemudian Sunghoon datang dengan kaca mata hitam yang bertengger dikepalanya, dengan santainya laki-laki itu berjalan membelah kerumunan lalu naik kekapal.

“Cepet naik, kaptennya udah nunggu!” Ucapnya talnpa dosa.

“Eh dari tadi kita itu nungguin kakak!” Ucap Hanni kesal.

Saking kesalnya, nyaris saja ia lempar kakaknya itu dengan payung mini yang ia genggam.

“Udah-udah, semuanya udah lengkap kan?” tanya mama Sunghoon memastikan sekali lagi, takut saja jika nantinya ada yang tertinggal.

“Udah!” Jawab rombongan itu serentak.

Lalu rombongan itu pun mulai naik satu persatu.

Setelah semua rombongan dipastikan sudah naik, kapten pun mulai menjalankan kapalnya untuk berlayar menuju pulau yang mereka tuju.

Jake dan Heeseung memilih berdiri dipinggir kapal untuk menikmati cantiknya pemandangan laut yang begitu biru. Derasnya angin kala itu menerpa wajah keduanya, bahkan buat rambut Jake yang sedikit panjang itu melayang dengan begitu indah.

Sunghoon yang berdiri ditingkat kedua kapal itu tersenyum menyaksikan betapa indahnya pemandangan yang ia lihat. Jake yang tersenyum dengan begitu lebar dibawah sana, sungguh terlihat cantik dimatanya.

“Cantik.” Gumamnya tanpa sadar.

“Apa yang cantik?” Jay yang tiba-tiba datang sambil mengunyah permen karet itu membuat Sunghoon seketika gelagapan.

“Laut, laut lah yang cantik emang menurut lu apa?” Ucapnya dengan nada menyolot.

Jay melirik kebawah, lebih tepatnya kearah dimana Sunghoon memandang tadi. Ia dapati Jake yang tengah berdiri disana nampak sedang berbincang bersama Heeseung dibawah sana.

Jay terkekeh pelan, buat Sunghoon menatapnya bingung.

“Bilang aja sih kalo masih gamon, gua ga akan cepu kok sama Sunoo” ucap Jay.

Sunghoon berdecih pelan, buat Jay lagi-lagi tertawa.

“Gausah denial, stop boongin diri lu sendiri Hoon. Walaupun ratusan kali mulut lu bilang ngga, tapi dari gerak-gerik lu masih keliatan kalo lu masih sayang sama dia.” Ucap Jay.

Sunghoon menghembuskan nafasnya pelan, matanya menatap lurus pada Jake dibawah, sudut bibirnya terangkat naik.

Sunghoon tersenyum dengan tatapan sendu.

“Kalo gua bisa, gua juga gamau gamon kali. Bener yang lu bilang, gua masih sayang sama Jake. Semua first experience gua sama dia, ga mungkin gua lupain dia gitu aja.” jelas Sunghoon.

Jay terkekeh lalu menatap temannya itu dengan serius, “terus kalo masih sayang kenapa diputusin?” Tanya Jay.

Sunghoon lagi-lagi tersenyum, lalu pandangannya beralih menatap birunya laut.

“Gua juga gatau kenapa waktu itu gua mutusin dia, gua terlalu gegabah dan dia pun nerima gitu aja hubungan ini selesai, ga ada penolakan atau tanda-tanda kalo dia mau mempertahanin hubungan waktu itu.”

Kedua sahabat itu nampak terlalu serius membahas topik yang begitu dalam itu hingga tak menyadari kalau pembicaraan mereka didengar oleh Sunoo yang baru saja ingin menghampiri mereka.

Dadanya terasa begitu sesak, tanpa sadar bulir bening mengalir dari sudut matanya.

“Jahat…” lirihnya.

Kakinya berjalan mundur perlahan kemudian bergerak turun menyusuri anak tangga itu.

“Kak? Kakak nangis?”

“Riki…”

“Waahh… ternyata bener ya tempatnya cantik banget!” Jake menatap penuh kagum pada pulau yang baru saja mereka singgahi ini.

Pemandangannya masih begitu alami seolah tak pernah dijamah oleh manusia, tak ada sampah satupun disana.

“Kak Jake ayo kita main!” Hanni buru-buru menarik lelaki manis itu ke air.

“Hati-hati ntar kebawa arus, hei!” Heeseung berlari menyusul keduanya.

Brushh

Deburan ombak menyapu bibir pantai hingga membasahi kaki Sunghoon yang baru saja turun dari kapal itu.

Baru saja pemuda itu ingin menikmati udara bersih disana, tangannya ditarik tanpa aba-aba kearah laut oleh sahabat karibnya.

“Jong bangsat!” Umpatnya.

Jay tertawa puas melihat temannya yang basah kuyup itu.

Sunghoon tentu tak tinggal diam, pemuda itu langsung membalas perbuatan sabatnya itu dengan menariknya ikut kedalam air.

“Hahahaha!” Hanni tertawa puas begitupun Jake dan Heeseung yang turut menyaksikan kejadian itu.

Sunghoon tanpa sadar ikut tertawa saat menyaksikan tawa yang sudah lama tak ia lihat itu.

“Hati-hati ya, jangan terlalu ketengah mainnya!” Peringat mama Sunghoon yang ikut menceburkan dirinya ke air, disusul dengan papa Sunghoon yang tak mau kalah.

Sementara dipinggir pantai Sunoo duduk termenung menatap sang kekasih yang tengah asyik bermain air, tanpa ada niatan untuk ikut bergabung bersama, toh dirinya juga tak mendapat ajakan sama sekali dari kekasihnya sendiri.

“Gamau main juga kayak yang lain?” Tanya Riki yang ikut duduk disebelah Sunoo.

Sunoo menggeleng pelan sambil tersenyum, “engga ah, panas.” Ucapnya.

Riki melihat kearah langit kemudian terkekeh pelan, “padahal mendung.”

“Ehm.. kamu ga ikut main sama mereka?” Tanya Sunoo mengalihkan pembicaraan.

Riki menggeleng pelan sambil terkekeh, “kalo aku ikut main ntar kakak sendirian disini”

“Eh, aku gapapa kok sendirian disini, kamu kalo mau main, main aja…” ucap Sunoo tak enak.

Riki menoleh pada Sunoo, menatap wajah cantik yang lebih tua darinya itu dengan lamat.

“Kakak kalo diliat-liat cantik ya.” Ucapnya jujur.

Ditatap begitu, jantung Sunoo seketika berdegup kencang hingga ia mengalihkan pandangannya.

“Jangan kayak kakakmu ya, manis ucapannya aja…”

Riki terkekeh, “kata siapa?”

“Hm?” Sunoo kembali menoleh kearahnya.

“Bibirku juga manis kok” sambungnya mengundang satu pukulan pada lengannya.

Riki tertawa melihat ekspresi kesal dari wajah yang lebih tua.

“Anak kecil kok ngomongnya gitu.” Sunoo mendengus kesal.

Sorry kakak cantik”

“Eh udah-udah! Cukup mainnya!! Kita mau pulang!” Teriak mama Sunghoon memanggil rombongan yang masih asyik bermain dibibir pantai.

“Yahh kok cepet sih ma..” Hanni mendengus pelan.

“Kaptennya tadi bilang katanya ga boleh kesorean pulangnya, takut ada gelombang besar.” Jelas mama Sunghoon.

Rombongan itupun satu persatu naik kekapal, bersiap untuk pulang.

“Duh… hp ku dimana ya…” gumam Jake gelisah meraba-raba saku celananya.

Sunghoon yang melihat raut kebingungan dari mantan kekasihnya itu berinisiatif untuk bertanya.

“Ketinggalan sesuatu?” Tanya Sunghoon.

Jake mengangguk, “iya, hp ku kayaknya jatuh deh waktu lari-larian dideket batu besar itu.”

Sunghoon menghela nafasnya pelan, “kebiasaan, selalu ceroboh.” Ucapnya lalu menarik tangan Jake untuk turun kekapal.

“Tapi kita mau pulang…” ucap Jake menatap kapal itu.

“Kita cari dulu bentar, jangan pasrah gitu aja.” Ucap Sunghoon kemudian menarik Jake untuk berlari kearah beberapa bebatuan besar yang terletak tak jauh dari sana.

“Tadi lari nya dari mana kemana?” Tanya Sunghoon.

“Dari sini kesana, bolak balik…” jawab Jake.

Sunghoon mengangguk paham, lalu keduanya mulai mencari keberadaan ponsel milik Jake yang hilang itu.

Sementara itu, dikapal…

“Semuanya ada kan?” tanya mama Sunghoon kembali mengabsen rombongan.

“Ada, harusnya. Soalnya tadi Riki yang terakhir naik.” Ucap Riki.

“Oalah, yaudah kalo gitu kita pulang.” Ucap mama Sunghoon final lalu kemudian kapal pun mulai berlayar menjauh dari pulau itu, meninggalkan dua anak adam yang masih sibuk mencari benda yang hilang disana.

“HOON!! SUNGHOON! UDAH KETEMU!!” Teriak Jake senang sambil mengangkat ponselnya tinggi-tinggi.

Sunghoon menghela nafasnya lega, lalu berjalan menuju kearah Jake.

“Yaudah ayo naik.” Ucapnya.

Keduanya pun berjalan meninggalkan daerah bebatuan besar iti untuk kembali ke kapal, namun saat mereka kembali, kapal itu sudah tak berada ditempat itu lagi.

“Hoon… kapalnya mana…” tanya Jake mulai panik.

Sunghoon yang juga mulai panik pun menoleh kesana kemari mencari keberadaan kapal tersebut, hingga saat matanya menatap lurus kearah laut tubuhnya seketika melemas.

“Hoon.. kita ditinggal…”

No responses yet