Grep
“Ayo pulang” Sunghoon yang baru saja tiba ditimezone itu langsung saja menarik tangan Jaeyun untuk menjauh dari Riki.
“yaelah bang, dari pada marah-marah mending main sini” ucap Riki yang masih bisa santai.
Sementara Jaeyun, laki-laki manis itu nampak menunduk dan membiarkan tangannya ditarik oleh Sunghoon. Ia tau kalau Sunghoon sedang marah sekarang, ia hanya tak mau membuat Sunghoon bertambah kesal nantinya.
Rahang Sunghoon mengeras, sebelah tangannya mengepal seraya memberi tatapan sengit pada Riki. Sunghoon benar-benar kesal pada bocah itu hingga ingin memukulnya sekarang, untung saja saat ini mereka tengah berada ditempat umum, jika tidak mungkin sekarang bocah itu sudah babak belur dibuatnya.
“Hoon ayo pulang…” Jaeyun menarik-narik ujung jaket yang Sunghoon pakai.
Sunghoon menurut, namun tak membuka suaranya. Sepanjang perjalanan menuju parkiran ia hanya bungkam sambil menggenggam erat tangan mungil Jaeyun.
Sepanjang perjalanan pulang, tak ada satupun dari mereka yang membuka suaranya.
Entah karena Jaeyun yang masih takut atau Sunghoon yang masih kesal.
Hingga keduanya tiba dirumahpun, keduanya masih tak mau membuka percakapan.
Sunghoon berjalan menyusuri anak tangga menuju kamarnya, disusul dengan Jaeyun yang mengekor dibelakangnya.
Sunghoon yang diikuti pun berbalik lalu menatap Jaeyun “ngapain ngikut gua?”
“mau bobo sama — ”
“tidur dikamar lu sendiri, gua gamau tidur sama lu.” Ucap Sunghoon lalu berbalik dan kembali berjalan menuju kamarnya.
“mau Hoon, mau bobo sama Hoon” ucap Jaeyun seraya mengejar langkah lebar Sunghoon dengan kaki kaki kecilnya.
Hingga keduanya tiba didepan pintu kamar Sunghoon, dan saat Sunghoon hendak masuk Jaeyun langsung memeluk erat tubuh jangkung itu.
“jangan marah… maaf yeyun ngeyel… maaf yeyun nakal…”
Sunghoon diam mematung.
“yeyun mau bobo sama Hoon, please ya… yeyun mau bobo sambil dipeluk Hoon…” ucap Jaeyun, dengan suara yang terdengar agak bergetar.
Sunghoon berbalik, ingin melihat sosok dengan suara yang bergetar itu. Kemudian ia dapati Jaeyun dengan mata yang berkaca-kaca tengah menatap penuh mohon.
Sunghoon yang awalnya sangat marah kini malah menjadi tak tega pada pria manis itu.
“Tau cara minta maaf yang bener kan?”
Jaeyun mengangguk, lalu keduanya masuk kedalam kamar Sunghoon, tak lupa ditutup lalu dikunci pintunya.
Sunghoon duduk dipinggir ranjangnya, sementara Jaeyun masih berdiri didepan pintu kamar Sunghoon.
“sini” panggil Sunghoon.
Jaeyun pun merangkak kearah Sunghoon dengan perlahan.
“meow~ meow~ Yeyun sowyie~ meow~”
Sunghoon tersenyum, kemudian menepuk kedua paha nya seakan mengisyaratkan Jaeyun agar duduk dipangkuannya.
Jaeyun menurut lalu duduk diatas pangkuan kekasihnya itu.
“meow~ meow~ Yeyun sowyie~ meow meow~” ucapannya terus menirukan suara kucing seraya mendusal pada leher Sunghoon.
“jadi mau dimaafin?” Tanya Sunghoon seraya mengelus punggung Jaeyun lembut.
“Meow meow~” Jaeyun mengangguk cepat buat Sunghoon gemas.
Sunghoon yang kepalang gemaspun langsung mencium bibirnya Jaeyun seraya melumatnya dengan lembut.
Ia sesap ranum tebal Jaeyun bergantian sambil ia beri gigitan-gigitan kecil yang ciptakan lenguhan indah.
“mnhh mmhh” Jaeyun ikut balas lumatan lembut kekasihnya itu seraya meremas surai legamnya pelan.
Bibir keduanya saling menyesap satu sama lain, lalu lidah keduanya yang saling mendorong dan membelit seakan saling merasakan salivanya masing-masing.
Cukup lama cumbuan lembut keduanya, dirasa sudah cukup, Sunghoon akhiri cumbuan itu dengan mendaratkan kecupan singkat pada bibir, pipi, lalu dahi Jaeyun dengan lembut.
“Yeyun dimaafin?” Tanya Jaeyun pelan.
Sunghoon tersenyum sambil mengangguk “lain kali jangan bandel lagi, ya sayang?”
“huum.” Jaeyun lalu mengangguk lalu memeluk tubuh kekasihnya itu dengan erat.
“Hoon Hoon ayo bobo.. meng Yeyun capek…”