Eren
3 min readMay 25, 2024
⋆˚࿔ Sweet Crime𝜗𝜚˚⋆

“Kak, ih!! Itu dikit lagi dapet, kok malah dilepasin?” Jake merengek sebal saat boneka yang berhasil dicapit oleh Heeseung mendadak terlepas begitu saja.

Heeseung hanya terkekeh geli melihat raut kesal Jake.

“Kita coba sekali lagi, pasti dapet kali ini, kakak yakin!” Ucap Heeseung sambil menggesekkan kartu timezone itu.

“Halah, tadi kakak juga bilang gitu.” Jake merotasikan matanya.

“Pelan-pelan cantik, sejajarin posisinya dulu biar dapet boneka yang kamu mau.”

Jake yang tengah memperhatikan Heeseung pun menoleh pada sumber suara yang terdengar begitu familiar ditelingahnya.

“Sunghoon?” Monolognya dengan suara begitu kecil.

Jake mendadak terdiam saat melihat mantan kekasihnya itu tengah memainkan mesin capit boneka yang berjarak tak jauh darinya.

“Nah, gitu, pinter. Sekarang capit bonekanya, cantik.”

Tubuh Jake mendadak lemas dan sesak saat melihat mantan kekasihnya itu tampak bahagia bermesraan didepannya.

Padahal niat Jake mengajak Heeseung bermain ke timezone ialah untuk melupakan kesedihannya, namun siapa sangka Jake malah bertemu dengan sumber kesedihannya itu disini.

“Oh, Jake?” Sunghoon yang menyadari kehadiran Jake langsung menyapa mantan kekasihnya itu.

Jake hanya diam, lidahnya mendadak kelu.

“Nah.. kakak bilang juga apa — ” Heeseung yang baru saja ingin menunjukkan boneka yang baru saja ia dapatkan ikut terkejut melihat kehadiran Sunghoon, mantan kekasih Jake.

Suasana mendadak canggung, Jake yang diam menahan segala rasa sesak dan perih pada matanya dan Sunghoon yang nampak terpaku menatap Jake.

Dalam hatinya Sunghoon merasa sungguh puas saat melihat reaksi terkejut Jake yang melihat dirinya dan Sunoo tampak begitu mesra, Sunghoon pikir dia berhasil membuat mantan kekasihnya itu kesal.

Namun kenyataannya dibanding kesal, mantan kekasihnya itu justru merasa sangat sedih dan kecewa, bahkan hampir menangis.

“Oh, ada Sunghoon… kebetulan ya bisa ketemu disini.” Heeseung maju lalu merangkul pundak Jake, buat lelaki itu tersadar.

Sunghoon nampak tersenyum, namun Heeseung tau senyuman itu bukanlah senyuman persahabatan, melainkan senyum sinis.

“Iya, kebetulan kalian ada dimana-mana.” Jawab Sunghoon.

Sunoo yang sedari tadi hanya diam tak berani ikut campurpun ikut memberanikan diri, “Sunghoon.” Panggilnya.

Sunghoon lantas menoleh pada Sunoo sambil tersenyum dengan begitu manisnya, dihadapan Jake yang masih menatap keduanya.

“Iya, cantik?” Tanyanya dengan lembut.

Hati Jake terasa tercabik-cabik saat mendengar kalimat yang dulu ia dengar dari mulut Sunghoon bukan lagi ditujukan untuk dirinya. Pandangannya mendadak buram ditutupi oleh bendungan air mata dipelupuk matanya.

Heeseung yang melihat keadaan Jake menjadi geram, rahangnya mengeras, matanya menatap tajam pada laki-laki dihadapannya itu.

“Jake, kakak haus, ayo kita beli tiramissu kesukaan kamu.” Ucap Heeseung lalu buru-buru menarik Jake pergi meninggalkan Sunghoon dan pasangan barunya itu disana.

Bukannya kesal, Sunghoon justru ingin tertawa. Pikirnya kekasih baru Jake itu sungguh bodoh hingga tak mengetahui bahwa Jake sama sekali tak menyukai tiramissu.

“Bahkan orang baru yang kamu pilih ngga tau kalo kamu ga suka tiramissu, Jake.” batin Sunghoon menatap kepergian mantan kekasihnya itu sambil tersenyum sinis.

“Sunghoon!”

“E-eh iya? Kenapa Sun?” Tanya Sunghoon gelagapan.

“Itu, tadi itu mantan kamu kan?” Tanya Sunoo dengan hati-hati, takut pembahasan ini sensitif bagi Sunghoon.

Sunghoon menganggukkan kepalanya. “Iya”

“Eum… boleh aku nanya sesuatu? Tapi kalo keberatan, gausah dijawab hehehe..”

Sunghoon terkekeh, lalu mensejajarkan tingginya dengan Sunoo, menatap wajah cantik pria itu dari jarak dekat hingga buat jantung Sunoo berdegup begitu kencang.

“Mau nanya apa emang? Hm?”

“A-anu.. ka-kamu masih sayang sama dia?” Tanya Sunoo gugup.

Sunghoon tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, “udah ngga, tapi kalo mau sayang lu emang boleh?”

Sunoo langsung mengalihkan pandangannya, “apasih? Ngawur kamu! Pasti ngawurnya gara-gara laper, mending kita makan biar kamu ngga ngawur lagi!”

Sunghoon terkekeh lalu menganggukkan kepalanya, menuruti permintaan lelaki manis dihadapannya ini. Kemudian langsung menggandeng tangan mungil Sunoo, menuju restoran terdekat.

Sepanjang perjalanan Sunghoon tak henti-hentinya tersenyum, moodnya sungguh pulih total saat mengingat wajah terkejut sang mantan kekasihnya tadi.

Sementara Sunoo, lelaki manis yang malang itu tersenyum kecut. Ia tau bahwa jawaban yang Sunghoon berikan adalah kebohongan, Sunoo tau kalau lelaki itu masih mencintai mantan kekasihnya. Dapat dilihat dari bagaimana tatapan Sunghoon pada Jake tadi, tatapan dingin namun juga lembut.

Sunoo tau, Sunghoon hanya ingin memakai dirinya sebagai tempat pelarian dari rasa yang belum usai.

No responses yet