Jevan sekarang tengah bersantai seraya membaca novel kesukaannya dibawah pohon yang sangat rindang.
Semilir angin bertiup membuatnya bertambah nyaman berada disana, ia bahkan berbaring dengan tas miliknya ia jadikan sebagai bantalan.
“Hoaamm” Ia menguap pelan seraya menutup mulutnya. Matanya terasa berat, ia mulai memejamkan matanya lalu menutup wajahnya dengan buku novel yang ia baca itu.
Namun baru saja ingin terlelap ia langsung terperanjat akibat seseorang yang tiba-tiba menendang kakinya.
“Anjing!”
“Aduh!”
Javan langsung terbangun dari tidurnya lalu mendongakkan kepalanya menatap orang yang menendang kakinya itu.
“Lu lagi lu lagi, lu kenapa ada di mana-mana sih sat?” Orang itu — San Diego menatap Jevan dengan kesal.
“Lo yang apa-apaan selalu seenak jidat sama orang! Masalah lu apa nendang kaki gua?!” Jevan langsung berdiri lalu menatap sengit San Diego.
San berdecih pelan. “Heh boti! Gua kesandung kaki lu anjing! Gua tau lu miskin tapi ga tidur sembarangan juga kali!”
“Hello? Lu yang jalan pake mata dong! Gue baring udah di pinggir ya, itu ada jalur buat jalan ngapain lu jalan di pinggir gue tanya?!” Ucap Jevan kesal.
San terkekeh pelan. “Ya suka-suka gua lah mau jalan di pinggir kek ditengah kek, asal lu tau ini bukan jalan nenek lu.”
“Ya ini juga bukan jalan nenek lo! Jadi nggak ada ya hak lo mau jalan sesuka lo!”
“Emang bukan jalan nenek gua, tapi nenek gua bisa beli ini jalan buat gua. Gimana dong?” San menatap Jevan dengan tatapan remeh membuat Jevan mengepal tangannya menahan kekesalannya.
“Lu harusnya bersyukur gua yang ganteng ini masih mau berbaik hati sama lo.”
“Motor gua baret gara-gara lo, tapi gua ga maksa lu ganti rugi. Pelayanan lu yang buruk kemaren, gua juga ga laporin ke manager lu. Dan hari ini, gua hampir aja jatoh gara-gara lu. Lu harusnya minta maaf sama gua!”
Wajah Jevan memerah menahan amarah, lalu kemudian ia segera hembuskan nafasnya kasar kemudian mengambil tas dan buku novelnya yang masih tergeletak di rerumputan.
Tanpa membalas ucapan San, ia langsung berlalu pergi meninggalkan lelaki jangkung berkulit putih itu.
“Woi! Minta maaf dulu anjing!”