Eren
6 min readSep 11, 2024

tentang mimpi

cw// nenen🔞

Jake tampak tengah berbaring santai diatas kasurnya, seraya memainkan gawainya. Bukan untuk membalas banyak ucapan selamat yang membanjiri roomchatnya, melainkan untuk mencari tau apa yang sedang putra kecilnya lakukan disana.

Memang bukan pertama kalinya Jake dan Sunghoon menitipkan putra kecil mereka pada keluarga Sunghoon, namun biasanya hanya saat pagi hingga siang hari saat Jake tengah mengikuti kelas kuliahnya, kemudian ia jemput saat kelasnya telah selesai.

“Kangen adek ya?” Sunghoon yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya itu datang menghampiri Jake.

Jake mengangguk pelan sambil menunjukkan foto putra kecil mereka yang sempat dikirimkan oleh adik dari Sunghoon, Hanni.

“Gak rewel dia, pinter banget anakku.” Ucapnya.

Sunghoon terkekeh lalu merebahkan tubuhnya untuk duduk disamping suami cantiknya itu. Tangannya terulur kebelakang, merangkul pinggang yang kini tampak sangat ramping itu.

“wangi banget sayang...” Ucap Sunghoon mengendusi ceruk leher sang suami sambil menarik pinggang ramping itu agar semakin mendekat padanya.

Jake terkekeh, ia tau kalimat keramat ini sering Sunghoon gunakan saat ia sedang ingin bercinta. Padahal Jake sama sekali belum mandi, ia terlalu lelah hingga hanya sanggup membasuh wajah, tangan dan kakinya saja.

“Aku belum mandi padahal” Jake sandarkan tubuhnya pada dada sang suami, sambil ia dongakkan kepalanya keatas, berikan akses agar sang suami lebih leluasa melancarkan aksinya.

“Aku kangen sayang… boleh?” Tanya Sunghoon.

Jake mengangguk lemas saat lehernya mulai dihujami oleh kecupan-kecupan basah oleh suaminya. Nafasnya naik turun, sudah lama ia tak memenuhi nafkah batin untuk suaminya itu, buat tubuhnya terasa jauh lebih sensitif hanya dengan sebuah kecupan dilehernya.

Hhaaahhh… sayanghhhh oouunhhh~..” mata Jake terpejam saat ia rasakan bagaimana tangan suaminya sudah menyelinap masuk kedalam piyama tidurnya.

Dadanya yang nampak berisi dengan puting yang sudah menegang total itu disentuh dengan begitu lembut oleh jari-jari panjang suaminya.

Aanghhh janganhh dicubithh — na ahhh nanti susunya keluar hngghh…” Jake busungkan dadanya saat putingnya dicubit oleh sang suami.

Sunghoon tersenyum senang saat rasakan jarinya basah, basah oleh susu yang mengalir keluar dari puting suaminya.

“Sayang…” bisik Sunghoon seduktif ditelinga Jake.

Hmmmhh~…” begitu, Jake hanya mampu merespon. Karna sedari tadi jari suaminya selalu aktif memilin puting susunya.

Jake sebisa mungkin menahan sensasi geli dan gatal yang mulai mengerenyami putingnya, namun jari-jari nakal suaminya itu terus mempermainkannya.

“Adek kan udah ga nenen lagi sama kamu..”

“I-iyaaahh…”

“Sekarang giliran aku ya yang nenen sama kamu…” Sunghoon cubit puting susu itu kuat hingga buat sang pemilik menganga lebar tanpa suara, hanya terdengar helaan nafas panjang tak beraturan.

Haaaahhh… oouuhh angghhh~… “ Jake mengangguk cepat sambil meremas tangan sang suami yang berada didalam bajunya dari arah luar.

Sunghoon yang sudah mendapat persetujuan itu dengan mudahnya memindahkan tubuh mungil suaminya itu diatas pangkuannya.

Ia buka satu demi satu kancing piyama suaminya itu dengan tergesa-gesa, tak sabar ingin segera menyusu layaknya bayi pada suaminya itu.

“Pelan-pelan Hoonhhh… nenen nya cuma buat kamu..” Ucap Jake lembut sambil mengelus dada suaminya itu.

SRAK

Dengan mudahnya piyama itu Sunghoon singkirkan dari tubuh indah sang suami, lalu ia buang kesembarang arah.

“Jangan diliatin kayak gitu… malu…” Jake membuang pandangannya kesamping, tak kuasa melihat tatapan takjub sang suami yang tampak sangat menikmati memandangi tubuhnya, terutama bagian dadanya yang berisi.

“Seksi banget sayang, dada kamu montok kayak buat melon.” Ucap Sunghoon serampangan buat Jake semakin malu.

“Coba nenenin aku, kayak kamu nenenin adek.” Pinta Sunghoon semangat.

Jake menggeleng dengan pipi yang merah padam, tentu saja ia malu.

“Sayang… please..” Pinta Sunghoon memohon dengan mata yang berbinar.

“Ta, tapi jangan ejekin aku ya nanti?”

Sunghoon mengangguk cepat dengan penuh semangat, sementara suami cantiknya itu gugup setengah mati menahan malu dihadapannya.

Jake mendekat perlahan sambil memegangi sebelah payudaranya, sementara dua jari nya, jari telunjuk dan jari tengahnya menjepit bagian puting susunya sambil mengarahkannya pada mulut sang suami.

“Buka mulutnya, anak bayi…” Jake semakin mendekatkan putingnya hingga menyentuh bibir hangat sang suami.

Aaahhh…” desahnya, tubuhnya spontan terasa bak tersengat rasa geli saat puting nya bersentuhan dengan bibir sang suami.

Sunghoon fokus tatap puting berwarna pink kecoklatan itu yang tampak mencuat keluar diantara dua jari itu, tampak begitu lucu dengan susu yang terus menetes keluar.

Lidahnya mulai terulur keluar menjilati setiap tetes susu yang keluar dari puting cantik itu, namun justru buat tubuh Jake gemetaran.

Hnggghhhh.. mpphhh hnhhh~..” Jake menggigit bibir bawahnya kuat.

Padahal Sunghoon baru menjilati putingnya, namun tubuhnya sudah gemetar hebat. Ia rasakan lubangnya mulai berkedut dibawah sana, sudah sangat lapar karna telah lama tak diisi oleh kontol suaminya.

Haaaahhhh~!! Hnghhhh oouhhh… aaahhh..” Jake reflek menjenggut rambut basah itu saat puting susunya mulai dikulum oleh mulut hangat sang suami.

Mmchh.. mmcchhh.. mchh~…

glep glep glep

Jakun itu nampak naik turun, sibuk menelan cairan penuh kalsium itu sementara mulutnya sibuk mengenyoti puting lembut yang terasa manis itu.

Jake tak kuasa lagi, padahal baru sebentar mulut Sunghoon menyapa putingnya namun bagian bawahnya sudah basah.

Ia tak tahan, ia ingin segera disetubuhi oleh suaminya. Lubangnya rindu disodok hingga mentok oleh kontol keras milik suaminya.

Haaahhh… cukuphhh…” Jake tarik paksa kepala suaminya menjauh, hingga hisapannya terlepas.

“Enakinh aku dulu please…”

Sunghoon tersenyum lebar denga jejak susu diarea bibirnya, ia menang dan selalu menang bahkan saat ini. Ia selalu berhasil buat suami cantiknya itu terangsang hebat hingga meminta disetubuhi duluan.

Jemari lentik itu nampak lincah menyisir surai legam yang berbaring dibawahnya. Mengabaikan rasa lelah usai bercinta, ia biarkan suaminya kembali menyusu padanya layaknya bayi yang kelaparan.

Ruam-ruam merah keunguan penuh menghiasi dada hingga lehernya.

Jake sudah tak heran, suaminya ini memang beringas urusan ranjang. Bak binatang buas kelaparan dan ia hanyalah mangsa tak berdaya.

Jake tersenyum sambil terus mengelusi surai legam yang sudah mengering itu.

“Belum kenyang, bayi?” Tanya Jake sambil terkekeh menatapi sang suami yang masih asyik mengenyoti putingnya.

Sunghoon menggeleng, hisapannya semakin kuat, bahkan giginya tanpa sadar menekan puting milik suaminya itu.

Akhhh.. jangan gigit ih! Nanti lecet nenenku, sakit..” Jake cubit hidung suaminya itu dengan gemas.

Sunghoon reflek lepaskan hisapannya sambil menatap khawatir pada sang suami.

“Sakit ya? Maafin aku ya, aku ga sengaja.. mana yang sakit kasih tau aku..”

Jake terkekeh, “yang ini” Jake tunjuk sebelah putingnya yang sudah tampak membengkak kemerahan, buat Sunghoon merasa bersalah.

“Maafin aku ya sayang.. aku ga sengaja..” Sunghoon kecup bagian yang membengkah itu buat Jake menggelinjang geli.

“Aaahh.. iyaahh.. makanya, udahan ya nenennya? Besok nenen lagi.”

“Besok udah ada adek..”

“Tunggu adek bobo, nanti aku gantian nenenin bayi besarku.” Jake usak surai legam itu sambik tertawa pelan.

“Janji ngga?”

“Iyaa ayah…”

Keduanya pun sama-sama tertawa kemudian, lalu menyamankan posisi dengan Sunghoon yang memeluk Jake dari belakang.

“Kenapa sih tadi ga keluar didalem aja?” Tanya Jake agak sebal, karna kecewa sang Suami selalu melepaskan spermanya diluar.

“Nanti kamu hamil lagi, kan tadi ga pake kondom.”

“Emang kenapa kalo aku hamil lagi, kamu gak suka ya? Aku jelek ya kalo hamil?” Tanya Jake dengan nada yang terdengar sedih.

Sunghoon menggeleng, “kata siapa kamu jelek waktu hamil, justru waktu hamil adek kamu lebih cantik dari biasanya.”

“Tapi menurut aku adek masih butuh kita, dia masih terkalu kecil buat jadi kakak. Kasian nanti kalo kita punya newborn lagi pasti perhatian kita buat adek bakal kebagi.”

“Kamu juga baru selesai pendidikan, emang ga mau coba banyak hal?”

“Walaupun kita udah nikah, udah jadi orang tua, bukan berarti hidup kamu cuma berputar disana aja. Kamu pasti punya mimpi kan? Aku ga akan membatasin kamu buat ngeraih mimpi kamu, justru aku bakal selalu support kamu, bareng adek.”

Ucapan Sunghoon sukses buat Jake termenung, ia bahkan tak berfikiran sampai kearah sana.

Sunghoon sungguh sangat pengertian, entah karena hidupnya terlampau bahagia sekarang atau memang Jake sudah melupakan mimpi nya dulu tapi Sunghoon berhasil buat Jake kembali teringat akan mimpinya sedari dulu.

“Eum.. kamu bener, makasih ya udah ngingetin aku tentang itu. Makasih udah mikirin posisi adek yang masih kecil sama tentang cita-cita aku dulu…”

Sunghoon hanya tersenyum, lalu memberi beberapa kecupan pada pundak suaminya itu, kemudian ia rengkuh tubuh mungil itu dalam dekapnya hingga keduanya larut menjemput mimpinya masing-masing.

No responses yet