"Anak papah sudah mandi hmm, ganteng papah" Samuel sedari tadi tak berhenti mendusali putra kecilnya itu.
Bayi kecil itu menyunggingkan senyumannya saat Samuel tak henti-hentinya mengajaknya berbicara.
Jake hanya tertawa pelan melihat tingkah suaminya itu, sungguh ia sangat bahagia melihat pemandangan didepannya ini.
"Nicho aja terus" Ucap Jake merengut dengan maksud bercanda.
Samuel terkekeh, ia peluk pinggang suaminya yang berada di sampingnya itu. Lalu ia sandarkan kepalanya disana sambil mendusalinya.
"Papih Nicho cantik banget, boleh cium ga"
Jake tertawa pelan, ia balas pelukan suaminya itu lalu tangannya menutupi pandangan bayi kecil mereka.
Ia beri kecupan singkat dibibir suaminya itu lalu tersenyum. Samuel ikut tersenyum lalu membalas kecup dibibir manis suaminya itu.
Mereka sama-sama tertawa, lalu Samuel angkat tubuh suaminya itu hingga duduk di pangkuannya.
"Mandi dulu sana, bau keringet ntar Nicho pingsan" Canda Jake seraya mengelus pelipis milik suaminya itu.
Samuel terkekeh pelan.
"Nanti aku kasih hadiah kalo udah mandi" Bisik Jake pada telinga Samuel.
Samuel memeluk pinggang suaminya itu seraya menatap manik cantiknya.
"Apa hadiahnya?"
Jake kembali membisikkan sesuatu yang membuat Samuel menatapnya dari atas hingga kebawah.
"Nanti kamu sakit sayang" Ucapnya mengelus pinggang Jake.
"Enggak lah, udah 2 bulan kok. Aman. Emang kamu ga kangen pacaran sama aku?"
Samuel tersenyum lalu mengangguk "kangen" Jawabannya.
"Eunghh..mma..mma"
Mereka menoleh kearah putra kecil mereka yang menggeliat seperti ingin menangis.
Jake dengan cepat turun dari pangkuan Samuel lalu menggendong putra kecilnya itu.
Ia timang-timang badan si kecil seraya memberikan ciuman sayangnya.
"Udah sana mandi, aku nenenin Nicho dulu.." Ucap Jake sambil melepas kancing bajunya.
Samuel diam melihat pada putra kecilnya yang sedang menyusu. Jake yang melihat tatapan Samuel terkekeh pelan.
"Aku boboin Nicho dulu, nanti kalo Nicho udah bobo giliran kamu"
Samuel tersenyum lalu mencium bibir suaminya itu. Dengan secepat kilat ia masuk kedalam kamar mandi mereka.
Jake tertawa pelan melihat tingkah suaminya yang seperti anak kecil itu.
"Nenen yang puas ya sayang, ntar kalo papah lu udah nenen langsung habis susu papih" Canda Jake seraya mengelus pipi gembil milik putra kecilnya itu.
Jake sesekali tersenyum melihat bayi kecil yang sedang menyusu padanya itu, padahal sudah dia bulan lamanya bayi kecil itu bersamanya namun ia masih tak percaya kalau bayi kecil itu adalah bayinya.
"Shh.. Jangan digigit Nicho.. Lu jangan ikut-ikut papah lu" Jake mencubit pelan hidung si kecil saat merasakan putingnya dijepit oleh gusi yang belum ditumbuhi gigi itu.
Saat tengah asyik bercanda dengan putra kecilnya, Jake tiba-tiba merasakan angin dingin menerpa permukaan kulitnya hingga tubuhnya merinding.
Ia melemparkan pandangannya keseluruh penjuru kamarnya.
"Sam?"
Tak ada sahutan, pun suara gemercik air masih terdengar dari kamar mandi mereka yang menandakan bahwa Samuel masih mandi didalam sana.
Jake mengedikkan bahunya lalu kembali fokus pada putra kecilnya yang sedang menyusu itu.
Lagi-lagi tubuhnya meremang tanpa sebab, jantungnya pun ikut berpacu lebih cepat. Ia kembali mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru kamar mereka.
Jake merasa sangat was-was, ia seperti diperhatikan oleh seseorang namun ia tak melihat siapapun disana.
"Sam jangan bercanda! Kalo udah mandi keluar!" Ucapnya sedikit berteriak namun lagi-lagi tak ada sahutan dari Samuel.
"Eunghh" Putra kecilnya itu melenguh pelan lalu diiring dengan sendawa yang keluar dari mulut kecilnya.
Jake kembali tersenyum.
Rupanya bayi kecil itu sudah kenyang. Lalu ia keluarkan puting miliknya yang sudah tak dihisap oleh bayinya itu lalu ia baringkan bayi itu sejenak.
Ia kancing kembali bajunya lalu ia gendong bayi kecilnya itu untuk ia taruh didalam box bayi yang terletak di samping ranjang mereka.
"Selamat tidur, Nicho.." Jake tersenyum menatap putra kecilnya yang sudah terlelap itu.
Lagi-lagi ia merasakan angin dingin menerpa kulitnya. Jantungnya kembali berpacu dengan cepat, kali ini ia sangat takut untuk menoleh kebelakang.
Tercium bau yang sangat wangi dari belakangnya, Jake meneguk salivanya kasar.
"Ayo boboin aku sekarang" Sepasang tangan kekar melingkar di pinggangnya.
Jake menghembuskan nafasnya lega, ia menoleh kebelakang lalu membalas pelukan suaminya itu.
Ia sandarkan kepalanya pada dada bidang suaminya yang masih basah itu.
"Jangan matiin lampu tapi ya.."
"Nanti Nicho liat kita sayang"
"Udah aku boboin kok"
Samuel tersenyum, ia angkat lalu gendong badan suaminya itu. Ia berika kecupan singkat dibibir manis Jake.
"Matiin aja ya, sayang? Biar lampu tidur aja yang nyala"
Lalu setelahnya mereka saling bercumbu panas melampiaskan rasa rindu mereka.